Padang, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan hadir saat pembukaan Pekan Nasional Petani dan Nelayan Indonesia (Penas Tani) ke XVI di Kota Padang, Sumatera Barat pada 10 Juni 2023.

Jokowi sekaligus dijadwalkan melepas benih varietas Inpago 13 Fortiz (padi gogo) atau tanaman padi lahan kering. Dengan harapan Sumbar bisa memulai percontohan nantinya.

"Ada pelepasan varietas oleh Bapak Presiden yang kita rencanakan, dan varietas itu diharapkan bisa kita tanam di musim yang sangat kering," kata Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo usai meninjau kesiapan Penas Tani 2023 di Padang, Selasa (30/5).

Kemudian, jika diperkenankan Jokowi, varietas Inpago 13 Fortiz ini bakal disebar pada lahan 1000 hektar di setiap provinsi yang ada di Indonesia untuk percontohan. Tujuannya juga untuk antisipasi ketahanan pangan nasional.

Disebutkan, varietas Inpago 13 Fortiz ini juga sangat berpotensi menghasilkan 8,9 ton per hektarnya. Tak hanya adaptif di lahan kering maupun tadah hujan, padi Gogo ini juga memiliki kandungan zinc 34 ppm, 9,83 persen protein tinggi.

"Mudah-mudahan Presiden mau melepas varietas itu sekaligus mencanangkannya ke seluruh provinsi di Indonesia," ujar eks Gubernur Sulawesi Selatan itu.

Terkait kepastian Jokowi hadir dalam pembukaan nanti, Syahrul mengaku telah bertemu Presiden ke-7 Indonesia itu. "Insyaallah, insyaallah. Saya sudah dua kali ketemu Bapak Presiden, menyatakan tinggal diatur jadwalnya, beliau akan hadir membuka ini semua," yakinnya.

Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Yadi Sofyan Noor menambahkan, Penas Tani XVI ini akan berlangsung pada 10-15 Juni 2023 di Lapangan Udara Sutan Sjahrir Padang, dengan luas lokasi mencapai 84,20 hektar.

"Logo Penas Tani di Sumatera Barat ini agak spesifik, di Malang Apel, di Aceh Kubah. Tapi di Sumbar ada ikannya, ada ternaknya, ada rumah gadang, dan perkebunan," terangnya.

Menurutnya, ada tiga alasan Sumbar dipilih menjadi tuan rumah sesuai tema perhelatan Penas Tani 2023 ini. Mulai dari produk unggulan lokal, lalu adanya momentum untuk kemandirian pangan, dan semua teknis persiapan juga dinilai aman.

22