Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: pembunuhan, teror
Kafe di Jepang Pecat Pelayannya usai Dituduh Mencampurkan Darahnya ke Minuman Koktail
Indozone.id Jenis Media: News
INDOZONE.ID - Café Mondaiji di Sapporo, Hokkaido, Jepang belum lama ini mengumumkan di Twitter bahwa mereka memecat salah satu pelayannya lantaran menyajikan minuman kepada pelanggan yang dicampur dengan darahnya.
Mengutip 9gag, akun Twitter dari kafe tersebut menjelaskan bahwa pihaknya terpaksa menutup kafenya lantaran kejadian tersebut.
"Hari ini bisnis akan ditutup untuk mengganti semua gelas. Tindakan seperti ini tidak berbeda dengan teror dari pekerja paruh waktu dan sama sekali tidak dapat diterima," cuit kafe tersebut.
Baca Juga: Fakta Pembunuhan WNI di Jepang Disimpan di Koper: Diduga Dibunuh usai Nongkrong Bareng
Minuman tersebut, yang disebut orikaku, biasanya mengandung buah-buahan atau sirup berwarna. Kafe tidak mengungkapkan nama pelayan yang dipecat, namun yang jelas seorang gadis lantaran konsepnya.
Dari terjemahannya, kafe Mondaiji ini disebut 'Kafe Konsep Anak Bermasalah', dimana para pelanggan dilayani oleh gadis-gadis berpenampilan gothic dan 'anak-anak bermasalah' namun lucu.
Konsep pelayan di kafe Mondaiji. (Twitter/mondaiji)Salah satu spesialisasi di kafe ini adalah menu minuman sepuasnya, dengan harga US$19.
Pemilik kafe kemudian membagikan pernyataan permintaan maaf kepada pelanggan atas insiden tersebut.
"Tolong biarkan saya melanjutkan toko ini sedikit lebih lama agar saya bisa memperbaiki diri. Saya akan membersihkan toko, mengganti gelas, dan membuang alkohol yang mungkin terkontaminasi. Sekali lagi, saya sangat menyesal telah menyebabkan masalah bagi Anda kali ini," ucapnya.
Baca Juga: Film 'Evil Dead Rise Gunakan 6.500 Liter Darah, Sutradara: Ini Sangat Menyenangkan!
Warganet pun mengomentari kejadian ini. Kebanyakan netizen Jepang justru membela pelayannya.
"Gadis itu melakukan sesuatu yang sangat cocok dengan konsep kafe. Seharusnya Anda mengucapkan terima kasih daripada memecatnya, bukan?
"Terlalu cocok dengan nama kafe."
"Apakah ini sedikit berbeda dari terorisme pekerja paruh waktu? Karena gadis itu melakukannya secara terbuka selama jam kerja, jika staf lain ingin menghentikannya, apakah mereka tidak akan menghentikannya? Ada juga staf pria di sana, kan? Bagaimana dengan tanggung jawab manajemen? Saya tidak berpikir bahwa benar untuk menyalahkan satu orang."
Artikel Menarik Lainnya:
Sentimen: negatif (87.7%)