Sentimen
Negatif (100%)
29 Mei 2023 : 13.22
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Washington, Lombok, Rio De Janeiro

Ada Game Online Simulasi Perbudakan di Brasil, Google Dikecam

29 Mei 2023 : 20.22 Views 3

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Ada Game Online Simulasi Perbudakan di Brasil, Google Dikecam

PIKIRAN RAKYAT – Game simulasi perbudakan berjudul ‘Slavery Simulator’ yang dirilis lewat Google Play Store di Brasil mendulang kecaman dan protes publik, termasuk dari anggota parlemen Brasil. Game yang berlatar abad 1600-an tersebut memungkinkan pengguna untuk membeli, menjual, dan menghukum karakter budak yang digambarkan berkulit hitam.

“Pilih satu dari dua tujuan di awal simulasi: Jalan Sang Tiran atau Jalan Sang Pembebas. Menjadi pemilik budak yang kaya atau menghapus perbudakan. Semuanya ada di tanganmu,” ujar deskripsi game tersebut, dikutip dari pemberitaan Washington Post pada 26 Mei 2023.

Game pertama kali muncul pada 20 April tersebut kini sudah dihapus oleh Google Play pada Rabu, 24 Mei 2023. Meski begitu, gelombang protes dari masyarakat telanjur menyeruak hingga memunculkan diskursus soal regulasi di ruang digital.

“Sungguh luar biasa bahwa di negara di mana rasisme adalah kejahatan, negara yang hidup melalui luka perbudakan, platform digital justru membuat permainan yang mengerikan dan biadab seperti ini. Remaja paling banyak mengkonsumsi game, hal ini tidak dapat diterima,” kata seorang anggota parlemen federal Brasil, Orlando Silva selama debat kongres.

Baca Juga: Kelakar Gibran Rakabuming Saat Hendak Dipasangkan dengan Aldi Taher di Pemilu 2024

Silva bersama Andre Alexandre Gracia dari kelompok advokasi keadilan rasial Unegro mengajukan pengaduan ke kantor Kejaksaan Negeri. Mereka menuding Google melanggar UU Brasil di mana praktik diskriminasi rasial dan agama dilarang.

Silva juga meminta badan pemerintah untuk menyelidiki ulasan ofensif di Google Play, termasuk mereka yang memuji simulasi tersebut.

“(Game ini) menggambarkan dengan baik apa yang ingin saya lakukan di kehidupan nyata,” ucap seorang pengguna dalam ulasannya.

“Game yang bagus untuk menghabiskan waktu, tapi tidak ada banyak opsi hukuman. Mereka harusnya memasukkan opsi untuk mencambuk budak. Selain itu, game ini sempurna,” ujar lainnya.

Baca Juga: Profil Ahmad Munjizun, Peternak Kuda Viral Asal Lombok yang Raih Gelar PhD di Amerika Serikat

Seorang Juru Bicara Google Brasil mengatakan, toko aplikasi daring mereka memiliki kebijakan ketat guna menjaga keamanan pengguna yang harus diikuti oleh semua pengembang.

“Kami tidak mengizinkan aplikasi yang mempromosikan kekerasan atau menghasut kebencian terhadap individu atau kelompok berdasarkan ras,” tutur Juru Bicara itu.

Kontroversi ini mendorong politisi lain seperti Ivan Valente dari parlamen Rio de Janeiro dan Elaine Minero dari parlemen Sao Paulo untuk mengajukan keluhan. Asosiasi Pengacara Brasil pun turut mengutuk game simulator perbudakan.

“Game ini mencerminkan kemunduran dan mentalitas rasis yang seharusnya tidak pernah ada atau berlanjut,” kata asosiasi.***

Sentimen: negatif (100%)