Sentimen
Positif (100%)
28 Mei 2023 : 23.22
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tanah Abang

Gelar Media Gathering, Bimas Buddha Kemenag Paparkan Rencana Perayaan Waisak 2567 BE/2023

28 Mei 2023 : 23.22 Views 3

Gatra.com Gatra.com Jenis Media: Nasional

Gelar Media Gathering, Bimas Buddha Kemenag Paparkan Rencana Perayaan Waisak 2567 BE/2023

Jakarta, Gatra.com - Dalam menyambut Hari Raya Tri Suci Waisak 2567 B.E./2023, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha (Bimas Buddha) Kementerian Agama RI mengadakan kegiatan media gathering dengan tema “Jurnalis Cerdas dan Moderat” di Hotel 101 Urban, Lt.2, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (26/5/2023) Siang.

Peringatan Hari Tri Suci Waisak 2567 BE/2023 yang jatuh pada 4 Juni 2023, perayaannya sudah mulai terasa. Berbagai rangkaian acara dilakukan untuk menyambut Hari Raya Ummat Buddha tersebut. Pada perayaan tahun lalu diperkirakan ada 350 ribu pengunjung (Borobudur), tahun ini tentunya akan mengelami peningkatan usai terlepas dari pandemi.

Dilansir dari situs Kementerian Agama RI, Perwakilan Ummat Buddha Indonesia (Walubi) setelah beraudiensi dengan Menteri Agama (Menang), Yaqut Cholil Qoumas terkait persiapan pelaksanaan peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak 2567 BE/2023, di Jakarta, Selasa (9/5/2023).

Untuk Peringatan Waisak 2567 BE/2023 akan dilaksanakan di Borobudur, Jawa Tengah. Untuk persiapannya sendiri menurut Bimas Buddha Kementerian Agama RI, Drs. Supriyadi mengatakan bahwa sudah membentuk tim panitia acara.

“Temen-teman sudah membentuk kepanitian, baik itu panitia yang dibentuk dari walubi dan panitia masing masing semua sudah bergerak,” ucapnya.

Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI juga mengajak seluruh Ummat Buddha untuk lebih memaknai Peringatan Hari Raya Waisak 2567 dengan menjaga dan memperkuat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam wujud kebersamaan

“pesan penting yang perlu saya sampaikan, kita memang sudah memasuki tahun-tahun yang perlu lebih kita gelorakan dan perkuat tentang persatuan kita dalam menjaga keutuhan NKRI,” pesanya.

Terkait festival lampion, Supriyadi mengatakan bahwa lampion sebagai bentuk persembahan keberkahan. Lampion yang diterbangkan juga bukan berasal dari dalam negeri tetapi di beli langsung dari Thailand.

“Sebagai bentuk persembahan keberkahan, nanti akan ada festival lampion yang dibeli langsung dari Thailand, jadi mungkin ada yang bayar dan juga tidak. Ini bukan berarti ada jual beli komersial, melainkan hanya pengganti biaya lampion yang di beli dari Thailand,” ungkapnya.

Bahkan untuk lampionnya sendiri, lanjut Supriyadi, sudah ada pelatihan buat Volunteernya sendiri. “Cuma dilatih dalam memandu, mulai dari penyalaan lampion sampai penerbangan. sehingga itu cukup aman dalam konteks latihan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan nanti bisa membakar atau terbakar. Saya pikir itu bisa terjaga,” pikirnya.

Terkait persiapan yang sudah dilakukan oleh Panitia, Supriyadi mengakui telah melakukan dengan baik, hingga saat ini sudah 90 persen yang rampung karena semua tim sudah bergerak dan tinggal pelaksanaannya.

“Untuk peribadatan sudah disiapkan masing-masing dari majelis, nanti ada sembahyang bersama yang diikuti di hari waisak nanti, tim sangha. Nanti juga ada laporan dari Walubi Primabudi dan pak Menteri Agama,” akunya.

Perayaan Waisak 2567 BE/2023 tahun ini diperkirakan akan mencapai 4.500 sampai 5.000 orang. “Itu yang telah kita sepakati dengan pihak Pengelola Candi Borobudur.

Untuk para tamu undangan sendiri, Supriyadi memaparkan bahwa telah mengundang beberapa kementerian agar dapat menghadiri peribadatan Waisak tahun ini.

“Sebagaimana yang disepakati, kita mengundang beberapa menteri, diantaranya Pak Menteri Parekraf mungkin bakal hadir, Menteri BUMN bakal hadir, Kemenag bakal hadir. Namun untuk Bapak Presiden tidak hadir karena ini acara ritual, mungkin nanti acara perayaannya,” tuturnya.

Adapun Ummat Buddha dari luar negeri akan menghadiri acara sakral di Borobudur. “Contohnya biku-biku Thailand yang berjalan dari Thailand, melewati Malaysia, Singapura mereka hadir. Mereka akan hadir, tapi kalau total saya tidak bisa perkirakan berapa jumlahnya,” ujarnya.

Menurut informasi, kondisi biksu Thailand dapat dikatakan sehat karena kebiasaannya yang sering berjalan melalui hutan. Para biku Thailand sudah mulai melakukan perjalanan dari Bulan Maret, kemungkinan akan tiba di lokasi pada 1 Juni 2023 sebelum peribadatan ritual pada 4 Juni 2023.

“Beliau ini karena memang sering berjalan, sering berjalan juga berada di hutan sehingga kondisi beliau saat ini sehat-sehat saja, happy-happy saja sampai sekarang,” katanya.

Saat ditanyakan apa kaitan Tudong dengan Hari Waisak? Supriyadi menjelaskan bahwa, “tudong adalah ritual yang mana para biku berjalan untuk melakukan perenungan atas dirinya. Bagaimana beliau mengelola perasaan batin dan pikirannya sehingga tidak merasa kelelahan, beban-beban yang lain dan itu mereka lakukan dengan baik. Itu proses perenungan yang kita sebut sebagai proses meditasi.

“Ada juga Tudong merupakan nama sekte, tapi untuk saat ini yang berjalan para biku-biku dari mahzab Theravadha maka disebut biku, kalau mahzab Mahayana sebutannya biksu. Jadi biksu merupakan rohaniawan dari mazhab Mahayana,” infonya.

Selain di Candi Borobudur, tambah Supriyadi, Perayaan Waisak 2567 BE/2023 juga di gelar dibeberapa daerah lainnya, seperti Candi Sewu dan Candi Baha.

“Daerah-daerah lain ada juga, jadi ada Candi Sewu dan Candi Baha. Artinya, umat Buddha secara masif di masing-masing daerah juga merayakan Waisak. Tapi secara nasional, dipusatkan di candi Borobudur,” tambah Bimas Buddha saat media gathering berlangsung.

Dengan aktualisasi Budhha Dharma dan kehidupan penting, sehingga bisa merefleksikan kembali atas Buddha Dharma dan kehidupan untuk menjadi orang yang baik.

“Seperti kita tahu bahwa, ini kan tahun-tahun yang memerlukan sebuah perenungan kembali atas masa-masa pandemi kemarin, maka tema-tema yang diangkat oleh teman-teman adalah “Aktualisasikan Ajaran Buddha Dharma di dalam Kehidupan Sehari-hari,” ungkapnya.

Dalam memasuki tahun politik, Supriyadi juga berpesan agar dapat memilah dengan baik. “Ummat Buddha tentu sudah punya kedewasaan, karena beliau sudah bisa memilah dan memilih dengan baik.

“Apapun pilihannya, untuk keutuhan NKRI,” tutupnya.

 

Sentimen: positif (100%)