Sentimen
Positif (84%)
27 Mei 2023 : 13.40
Informasi Tambahan

BUMN: BNI

Kasus: covid-19, HAM

Partai Terkait

Bamsoet Bersama Wapres Ma'ruf Amin Buka Alumni Connect Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Sabtu, 27/05/2023, 13:40 WIB

27 Mei 2023 : 20.40 Views 3

Wartaekonomi.co.id Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News

Bamsoet Bersama Wapres Ma'ruf Amin Buka Alumni Connect Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia
Sabtu, 27/05/2023, 13:40 WIB
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, bersama Wakil Presiden RI, Prof. KH. Ma'ruf Amin, membuka Saresehan Alumni/Alumni Connect yang diselenggarakan Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia). Event ini dimaksudkan untuk membangun jaringan, sekaligus merekonstruksi gagasan dan pemikiran mengenai berbagai isu penting. Khususnya, seputar penguatan ketahanan perekonomian nasional melalui pariwisata, ekonomi kreatif, dan inovasi teknologi.

Sektor pariwisata, misalnya, selama beberapa dekade menjadi salah satu sumber utama penyumbang pendapatan devisa negara. Tercatat dari tahun 2015 hingga 2019, pendapatan devisa negara dari sektor pariwisata terus meningkat dari US$10,8 miliar menjadi US$17,76 miliar.

Baca Juga: Cerahnya Ekonomi Syariah Indonesia, Wapres Ma'ruf Amin: Kegiatannya Terus Meningkat Setiap Tahunnya!

"Setelah pandemi Covid-19 merontokkan capaian devisa pada titik terendah hanya sebesar US$0,49 miliar, sektor pariwisata kembali bangkit dengan sumbangan devisa sebesar US$4,26 miliar atau naik hingga lebih dari 769 persen pada tahun 2022, dan diproyeksikan kembali naik menjadi US$5,95 miliar pada tahun 2023," ujar Bamsoet saat memberikan Public Lecture dalam Alumni Connect PPI Dunia, di Jakarta, Jumat (26/5/2023).

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, pertumbuhan ekonomi digital juga memiliki kontribusi yang tidak sedikit. Pada tahun 2022, ekonomi digital Indonesia tercatat mencapai US$77 miliar, setara 40 persen dari total pangsa pasar digital ASEAN, sekaligus menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai US$130 miliar.

"Dunia akan makin mengalami perubahan besar, khususnya terhadap kehidupan sosial dan ekonomi digital. Terlebih dengan booming teknologi baru seperti metaverse, web 3, cryptocurrency, NFT, blockchain, dan artificial intelligence. Sebagai gambaran, volume penjualan NFT di dunia sudah menembus US$24,9 miliar atau sekitar Rp357 triliun. Sementara, nilai aset kripto dunia sudah mencapai US$3 triliun," jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini mengingatkan, di tengah berbagai kemajuan, tidak bisa menutup mata bahwa masih ada berbagai tantangan dan persoalan lain yang harus dihadapi. Misalnya, perekonomian global saat ini yang sedang tidak baik-baik saja.

Forum Ekonomi Dunia tahun 2023 memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami pelambatan pada tingkat 1,7%. Pelambatan ekonomi dunia diperkirakan dialami oleh 95 persen dari negara maju, dan 70 persen di negara berkembang.

"Kondisi ini diperburuk oleh kondisi geopolitik global yang diwarnai konflik dan ketegangan politik. Antara lain perang Rusia-Ukraina, eskalasi ketegangan China-Taiwan, potensi konflik di Semenanjung Korea, memburuknya hubungan Turki dan Yunani, serta ketegangan di kawasan Laut China Selatan," urai Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menambahkan, PPI Dunia serta Alumni Connect PPI Dunia harus bisa memanfaatkan bonus demografi yang sedang dicapai Indonesia agar bisa membawa keuntungan bagi pembangunan nasional bangsa. Jangan sampai bonus demografi tersebut justru menjadi bencana akibat ketidakmampuan mengelola sumber daya para pemuda.

"Titik puncak fase bonus demografi Indonesia diperkirakan terjadi hingga tahun 2030, di mana jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 285 juta hingga 300 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persennya, atau sekitar 199,5 juta hingga 210 juta jiwa adalah kelompok usia produktif usia 15-44 tahun," pungkas Bamsoet.

Turut hadir antara lain, Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin; Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar; Koordinaor PPI Dunia, Achyar Al Rasyid; serta Sekretaris Jenderal PPI Dunia, Zafran Akhmadery Arif.

Baca Juga: Kenapa Anda Perlu Memiliki Dana Peluang?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Sentimen: positif (84.2%)