Hitung-hitungan Peluang Elektoral Duet Airlangga-Zulhas Versi Bos PPI

27 Mei 2023 : 15.18 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: Metropolitan

Hitung-hitungan Peluang Elektoral Duet Airlangga-Zulhas Versi Bos PPI
Jakarta -

Wacana duet Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) di Pilpres 2024 mencuat. Seberapa besar peluang wacana duet ini menjadi nyata?

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menyampaikan analisis mengenai peluang duet Airlangga-Zulhas. Ia membeberkan poin plus dan minusnya wacana duet Airlangga-Zulhas ini.

"Keuntungannya (duet Airlangga-Zulhas) sederhana karena bisa dipastikan suara pileg PAN dan Golkar itu akan naik secara signifikan," ujar Adi kepada wartawan, Jumat (26/5/2023).

-

-

Hal ini pula yang terjadi pada Pemilu 2004, 2009, 2014, dan 2019. Adi menambahkan partai politik yang berhasil mengusung kader sebagai capres ataupun cawapres cenderung mendapatkan politik elektoral dan mendapatkan cocktail effect.

"Keuntungan politik elektoral yang bisa didapatkan oleh Golkar dan PAN andai bisa mewujudkan duit antara Zulhas dan Airlangga," tambah Adi.

Terlebih gabungan kursi Golkar dan PAN sudah melebih ambang batas 20%. Meski begitu, duet ini juga memiliki sisi kelemahan.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno (Foto: Istimewa)

"Airlangga itu di survei belum muncul secara signifikan apalagi posisinya ditempatkan sebagai capres. Memang di survei tidak muncul secara signifikan. Zulhas begitupun di survei-survei baik survei capres atau cawapres belum menunjukkan angka-angka statistik yang signifikan bahkan cukup rendah," kata Adi.

Khusus Zulhas, jelas Adi, ia tidak pernah diperbincangkan sebagai sosok yang memiliki potensi maju di Pilpres 2024. Apalagi saat rakornas, PAN justru memunculkan nama Ganjar Pranowo sebagai capres dan cawapresnya yakni Erick Thohir.

Lalu kelemahan lainnya yakni Airlangga dan Zulhas, ujar Adi, terkesan kerap menunggu arahan Presiden Jokowi. Arahan-arahan Jokowi dianggap begitu mempengaruhi pengambilan keputusan Airlangga maupun Zulhas.

"Salah satu kelemahan duet ini ya karena selalu terkesan bahwa kedua menunggu arahan dan petunjuk dari presiden sehingga keputusan-keputusan politik strategis yang mau diambil apakah akan maju atau tidak masih sangat tergantung arahan-arahan dari Jokowi padahal kedua ketum ini bisa memutuskan jadi atau tidaknya duet ini di 2024 tapi overall secara analisis cukup bisa duet ini diwujudkan," ucap Adi.

Baik Airlangga dan Zulhas, lanjut Adi, memiliki banyak PR. PR-PR tersebut harus segera dituntaskan bila ingin maju Pilpres 2024.

"PR-nya adalah Airlangga Hartanto harus mampu mengkonversi suara Golkar yang 12% menjadi suaranya Airlangga Hartarto begitupun dengan Zulhas PR-nya adalah mampu dan harus mengkonversi suara PAN yang 6% menjadi suara Zulhas," jelas Adi.

"Satu-satunya cara supaya Airlangga Hartarto dan Zulhas ini bisa menjadi perbincangan publik ya terus menjadi spotlight yang dikaitkan dengan Pilpres 2024," tutur Adi.

Diberitakan sebelumnya, PAN menggelar rapat internal harian yang diwarnai perdebatan soal Pilpres 2024. Dalam rapat internal PAN muncul nama bakal paslon Pilpres 2024 yaitu Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PAN Zulhas.

"Dibahas masalah pilpres. Tadi sangat hangat dan luar biasa perdebatannya. Intinya itu bagaimana PAN menang dalam pilpres nanti di tahun 2024, sehingga hitung-hitungannya harus tepat dan pas," ujar Waketum PAN Yandri Susanto di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Selasa (23/5/2023).

"Di perdebatan temen-temen tadi di rapat harian memunculkan nama baru atau paket baru. Jadi ada Anies, ada Ganjar, ada Prabowo? Kenapa misalkan dari KIB tidak memunculkan nama sendiri? Yaitu Airlangga-Zulhas," ungkapnya.

(isa/knv)

Sentimen: positif (97%)