Sentimen
24 Mei 2023 : 21.26
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Paramadina
Kab/Kota: Senayan
Partai Terkait
Jangan 2 Kaki, Jokowi Ditantang Main 3 Kaki
25 Mei 2023 : 04.26
Views 3
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Pengamat politik Ujang Komarudin mencium gelagat Jokowi yang tidak mau salah langkah dalam Pilpres 2024, karenanya dia bermain dua kaki.
Terpecahnya suara relawan menempatkan Jokowi dalam posisi aman, baik Prabowo maupun Ganjar yang akan menang pada Pilpres mendatang.
“Ya bisa (Jokowi) main dua kaki. Ya, kepentingannya kalau misalkan Ganjar menang, (Jokowi) aman. Prabowo menang ya (juga) aman, kan gitu,” ujar Ujang kepada Medcom.id, Senin, 22 Mei 2023 kemarin.
Baca juga:
Pengamat Cium Gelagat Jokowi Main 2 Kaki: Ingin Cari Aman!
Ujang menyebutkan, apabila Prabowo menjadi Presiden, warisan Jokowi selama 10 tahun memimpin Indonesia dapat berkesinambungan dan terjaga. Sementara jika Ganjar yang menang, Jokowi juga tidak akan kerepotan karena dia berpegangan pada keduanya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman, justru menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus netral. Artinya, sebagai presiden ia tidak boleh hanya bermain di dua kaki, melainkan tiga kaki karena ada satu bakal capres lainnya yakni Anies Baswedan.
"Seharusnya Presiden Jokowi berdiri di tiga kaki, jangan di dua kaki, ya kan. Jangan duanya diangkat, satunya diinjak, yang terjadi sekarang ini ya begitu," kata Benny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 24 Mei 2023.
Menurut Benny, cara tersebut justru lebih beretika karena selain berlaku netral kepada semua tokoh, sehingga Jokowi menyerahkan pilihan ke tangan rakyat.
"Presiden Jokowi jangan memihak salah satu pihak atau memihak di dua pihak ya kan, dia harus netral. Ada yang mengatakan kan enggak ada undang-undangnya netral, ya enggak undang-undangnya, tapi kan etika bangsa, hidup berbangsa kita kan begitu sebagai kepala negara," lanjutnya. Relawan Jokowi terpecah
Relawan Jokowi diisukan pecah ke Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai dinamika antara poros pendukung Ganjar Pranowo dan poros pendukung Prabowo Prabowo adalah imbas dari sikap Presiden Joko Widodo yang ingin mencari penerusnya di Pilpres 2024.
Baca juga:
Relawan Jokowi Terpecah Belah, Ini Kata Ketua Prabowo Mania 08
"Ini kan imbas dari turut sertanya pak Jokowi jadi head hunter. Ingin cari calon penggantinya. Padahal seharusnya ia serahkan tugas itu ke rakyat seperti waktu dirinya menjadi presiden. Kan rakyat yang jadi head hunter. Rakyat yang cari presiden," ungkap pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI itu.
Sosok yang akrab disapa Hensat itu juga menyebut sikap itu memunculkan persepsi bahwa presiden ingin menentukan penggantinya.
"Kalau seperti ini kan akhirnya bukan kebingungan yang ada, tapi persepsi bahwa Pak Jokowi ingin menentukan siapa penggantinya. Nah, rakyat kan bisa jadi tidak suka. Karena rakyat Indonesia itu mencintai demokrasi yang sudah dibentuk ini," pungkasnya.
Terpecahnya suara relawan menempatkan Jokowi dalam posisi aman, baik Prabowo maupun Ganjar yang akan menang pada Pilpres mendatang.
“Ya bisa (Jokowi) main dua kaki. Ya, kepentingannya kalau misalkan Ganjar menang, (Jokowi) aman. Prabowo menang ya (juga) aman, kan gitu,” ujar Ujang kepada Medcom.id, Senin, 22 Mei 2023 kemarin.
Baca juga:
Pengamat Cium Gelagat Jokowi Main 2 Kaki: Ingin Cari Aman!
Ujang menyebutkan, apabila Prabowo menjadi Presiden, warisan Jokowi selama 10 tahun memimpin Indonesia dapat berkesinambungan dan terjaga. Sementara jika Ganjar yang menang, Jokowi juga tidak akan kerepotan karena dia berpegangan pada keduanya.
-?
- - - -Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman, justru menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus netral. Artinya, sebagai presiden ia tidak boleh hanya bermain di dua kaki, melainkan tiga kaki karena ada satu bakal capres lainnya yakni Anies Baswedan.
"Seharusnya Presiden Jokowi berdiri di tiga kaki, jangan di dua kaki, ya kan. Jangan duanya diangkat, satunya diinjak, yang terjadi sekarang ini ya begitu," kata Benny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 24 Mei 2023.
Menurut Benny, cara tersebut justru lebih beretika karena selain berlaku netral kepada semua tokoh, sehingga Jokowi menyerahkan pilihan ke tangan rakyat.
"Presiden Jokowi jangan memihak salah satu pihak atau memihak di dua pihak ya kan, dia harus netral. Ada yang mengatakan kan enggak ada undang-undangnya netral, ya enggak undang-undangnya, tapi kan etika bangsa, hidup berbangsa kita kan begitu sebagai kepala negara," lanjutnya. Relawan Jokowi terpecah
Relawan Jokowi diisukan pecah ke Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai dinamika antara poros pendukung Ganjar Pranowo dan poros pendukung Prabowo Prabowo adalah imbas dari sikap Presiden Joko Widodo yang ingin mencari penerusnya di Pilpres 2024.
Baca juga:
Relawan Jokowi Terpecah Belah, Ini Kata Ketua Prabowo Mania 08
"Ini kan imbas dari turut sertanya pak Jokowi jadi head hunter. Ingin cari calon penggantinya. Padahal seharusnya ia serahkan tugas itu ke rakyat seperti waktu dirinya menjadi presiden. Kan rakyat yang jadi head hunter. Rakyat yang cari presiden," ungkap pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI itu.
Sosok yang akrab disapa Hensat itu juga menyebut sikap itu memunculkan persepsi bahwa presiden ingin menentukan penggantinya.
"Kalau seperti ini kan akhirnya bukan kebingungan yang ada, tapi persepsi bahwa Pak Jokowi ingin menentukan siapa penggantinya. Nah, rakyat kan bisa jadi tidak suka. Karena rakyat Indonesia itu mencintai demokrasi yang sudah dibentuk ini," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
(PRI)
Sentimen: positif (64%)