Sentimen
Positif (98%)
23 Mei 2023 : 21.32
Informasi Tambahan

Kasus: Kemacetan

Pak Luhut, Sebaiknya Lakukan Ini Jika Tak Terima Kritik Anies – Keuangan News

24 Mei 2023 : 04.32 Views 2

Keuangan News Keuangan News Jenis Media: Nasional

Pak Luhut, Sebaiknya Lakukan Ini Jika Tak Terima Kritik Anies – Keuangan News

KNews- Ekonom Senior Faisal Basri melontarkan kritik kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang pernah menyuruh Calon Presiden RI 2024 Anies Baswedan untuk menghadapnya secara langsung atas kritik yang menyinggung bahwa subsidi mobil listrik yang diberikan pemerintah kurang tepat.

Daripada melakukan pertemuan empat mata dengan Anies, Faisal Basri menyarankan agar Luhut muncul di hadapan publik untuk memberikan penjelasan soal subsidi mobil listrik yang menjadi kontroversi. Sebab, isu yang diangkat menyangkut kepentingan publik, dengan begitu solusi yang diberikan seharusnya juga terbuka secara publik.

“Masalahnya kalau ada yang beda pandangan dengan Pak Luhut, solusinya dilakukan oleh Pak Luhut secara privat. Jadi siapa yang tidak setuju (subsidi) mobil listrik, datang ke saya (Luhut), saya jelaskan. Ini bukan masalah privat, ini masalah publik,” jelas Faisal dalam Diskusi Publik Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Minggu (21/5/2023).

Lebih lanjut, Faisal menilai karena hal yang akan dibahas merupakan masalah publik juga, maka harus ada solusi berupa kajian yang menjelaskan analisis manfaat. Dengan begitu, Faisal mengatakan, publik juga bisa menilai solusi yang diberikan oleh pemerintah.

“Jelaskan kepada publik, kajian seperti apa, cost benefit analysis seperti apa. Rakyat akan melihat kalau benar setuju, kalau tidak, ya tidak setuju,” tegas Faisal.

Sebelumnya memang, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tak terima soal ucapan Calon Presiden Anies Baswedan yang mengkritik kebijakan pemerintah khususnya pemberian subsidi dalam pembelian mobil listrik. Luhut dengan tegas menyatakan bahwa untuk subsidi mobil listrik yang diberikan oleh pemerintah sudah dilakukan studi yang komprehensif, dan seluruh dunia juga melakukan hal yang sama.

“Jadi saya kira kita jangan melawan arus dunia juga. Jadi kalau siapa yang berkomentar saya tidak tahu mengenai itu, nanti suruh dia datang ke saya nanti biar saya jelasin ke dia bahwa itu tidak benar,” tegas Luhut usai ditemui di acara Seminar dan Pameran Hilirisasi & Transisi Energi, Hotel Westin, Jakarta, Selasa lalu seperti dikutip Sabtu (13/5/2023).

Sebelumnya, Anies Baswedan, Calon Presiden RI dari Partai Nasdem, PKS & Demokrat mengkritik kebijakan pemerintah yang tak tepat sasaran. Yakni pemberian subsidi kepada pembeli mobil listrik.

Hal itu dikatakan Anies dalam Pidatonya di acara Pengukuhan Amanat Nasional. Awalnya, Anies mengatakan bahwa Indonesia memiliki begitu banyak peluang, khususnya dalam lingkungan hidup. Pemerintah harus memastikan sumber daya yang tepat untuk menghadapi tantangan lingkungan hidup.

“Solusi menghadapi tantangan lingkungan hidup, polusi udara bukan lah terletak di dalam subsidi mobil listrik yang pemilik mobil listriknya yang mereka tidak membutuhkan subsidi, betul?” tegas Anies dalam pidatonya.

Anies menghitung, bahwa subsidi kepada mobil listrik dalam pemakaian mobil pribadi emisi karbon per kapita per kilometer katanya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak.

“Emisi per kilometer per kapita untuk mobil listrik dibandingkan dengan bus berbasis BBM. Kenapa itu bisa terjadi, karena bus memuat orang banyak sementara mobil memuat orang sedikit,” ungkap Anies.

Ditambah, kata Anies, ketika pengalamannya menjadi Gubernur DKI Jakarta, kendaraan pribadi berbasis listrik tidak menggantikan mobil yang ada di garasinya, maka akan menambah mobil di jalanan.

“Sehingga menambah kemacetan di jalan. Jadi yang didorong ke depan adalah demokratisasi sumber daya bahwa kita mengarahkan agar sumber daya yang dimiliki negara diberikan melalui sektor-sektor yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat banyak bukan semata-mata untuk mendapatkan perhatian dalam percakapan apalagi percakapan media sosial,” tandas dia. (RZ/CNBC)

Sentimen: positif (98.8%)