Sentimen
Positif (100%)
23 Mei 2023 : 10.25
Informasi Tambahan

Event: Olimpiade, SEA Games, Asian Games

Kab/Kota: Yogyakarta

Sport Tourism dan Ekosistem Pariwisata

23 Mei 2023 : 10.25 Views 3

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Sport Tourism dan Ekosistem Pariwisata

Krjogja.com - PASCA pandemi aktifitas masyarakat pun mulai kembali seperti semula dan sektor perekonomian masyarakat sudah bergerak menuju normal. Demikian pula akativitas pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY sudah bergerak menuju kondisi sebelum pandemic.
Harus diakui “sisa-sisa luka yang belum kering” (scarring efect) akibat dampak pandemi mungkin masih terasa dalam kehidupan ekonomi masyarakat saat ini. Untuk itu dibutuhkan stimulus di beberapa sektor aktifitas agar roda perekenomian dapat segera pulih dan menemukan akselarasinya menuju percepatan pertumbuhannya.

Tulisan pendek ini menjelaskan peran sport tourism untuk mendorong percepatan pemulihan kegiatan pariwisata di DIY. Sport tourism yakni olahraga yang dikombinasikan sekaligus memperkenalkan atau promosi wisata disuatu negara atau daerah (Subroto, 2022). Sebenarnya ada dua jenis sport tourism yakni hard sport tourism dan soft sport tourism.

Hard sport tourism merupakan kegiatan lomba resmi yang bersifat regular yang masuk dalam mata agenda lomba yang diadakan di ajang resmi seperti SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Sedangkan soft sport tourism merupakan kegiatan olahraga wisata yang berkaitan dengan trend atau gaya hidup (lifestyle) pada suatu negara atau daerah, masyarakat umum dapat ikut serta dalam lomba tersebut. Termasuk dalam sport tourism antara lain olahraga lari (marathon dan 10K), bersepeda, hiking, diving, rafting, surfing dan sebagainya.

Kegiatan sport tourism dapat digunakan sebagai pengungkit atau pemicu pemulihan kegiatan pariwisata di DIY. United Nations World Tourism Organizations (UNWTO) bahan menegaskan bahwa sport tourism adalah sektor wisata yang pertumbuhannya paling cepat, karena semakin banyak wisatawan yang tertarik pada aktivitas olahraga.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2023), memperkirakan pertumbuhan sport tourism di Indonesia bisa mencapai Rp18,790 triliun pada 2024 mendatang. Tentu angin segar ini menjadi langkah awal dalam membangkitkan pariwisata dan ekonomi di Indonesia, maupun di DIY, sekaligus membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.

Agenda sport tourism di DIY berpotensi bergaung secara nasional bahkan internasional. Kegiatan tersebut tentu akan menghadirkan wisatawan ke DIY, jika mampu disinergikan dengan pemangku kepentingan. Salah satu hal penting termaksud adalah adalah kemudahan dalam proses pendaftaran dan transaksi pembayarannya. Industri Jasa Keuangan (IJK) perbankan untuk berkontribusi langsung dalam sinergi tersebut, sehingga sinergi ini akan menciptakan ekosistem antara entitas (1) Pemerintah, (2) IJK Perbankan, (3) Pel;aku usaha wisata dan masyarakat, dan (5) Wisatawan.

Pertama, Pemerintah berperan dalam memberikan dukungan iklim usaha yang kondusif, ijin pelaksanaan kegiatan Sport Tourism, dan akan memperolah manfaat berupa penerimaan retribusi dari sektor-sektor usaha terkait penyelenggaraan sport tourism.

Kedua, Entitas IJK Perbankan yang berperan dalam memberikan kemudahan untuk memberikan solusi digitalisasi pembayaran kegiatan sport tourism di DIY. Sementara, manfaat yang diperoleh entitas IJK berupa ruang literasi dan inklusi keuangan berupa transaksi non-tunai (cashless) menggunakan pemanfaatan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kepada masyarakat sebagai sebuah layanan pembayaran yang Cepat, Murah, Mudah, Aman dan Handal (CEMUMUAH).

Ketiga, pelaku usaha wisata dan masyarakat yang merupakan penyedia sport tourism yang mengemas pendaftaran dan pembayaran acara secara digital melalui pemanfaatan Application Programming Interface (API) QRIS yang disediakan IJK Perbankan. Di samping itu. sport tourism dapat mendorong UMKM seperti usaha perlengkapan/ peralatan olah raga, usaha pembuatan pakaian olah raga (jersey), usaha souvenir/merchandise, usaha kuliner, usaha dokumentasi, usaha transportasi dan usaha penginapan/hotel.

Keempat, wisatawan yang merupakan peserta sport tourism yang berasal dari luar DIY, berkontribusi dalam belanja wisata atau transaksi keuangannya. Sementara itu, manfaat yang diperoleh wisatawan adalah kemudahan melakukan pendaftaran dan pembayaran menggunakan mekanisme API QRIS yang CEMUMUAH.

Sinergi dan kolaborasi ke-4 entitas atau pemangku kepentingan tersebut merupakan ekosistem pariwisata yang dapat mendorong percepatan aktivitas pariwisata di DIY, termasuk sport tourism. Ayo bersinergi dan berkolaborasi! (Mahatmanto B. Subono. Pemimpin Divisi Perencanaan dan Pengembangan, Bank BPD DIY dan Penggiat Sport Tourism)

Sentimen: positif (100%)