Pelan-pelan Indika Lepaskan Batu Bara, Mau Bisnis Apa?
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indika Energy Tbk pelan-pelan akan melepaskan bisnis di sektor tambang batu bara. Ini dapat terlihat dari upaya perusahaan yang masuk ke bisnis baru mulai dari bisnis mineral hingga bisnis di sektor energi baru dan terbarukan (EBT).
President Director PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid mengatakan saat ini sektor batu bara masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi perusahaan. Namun bicara mengenai prospek ke depan, perusahaan sedikit demi sedikit bakal mulai beralih ke bisnis lain.
"Pelan-pelan kita lepas (batu bara) tapi sambil kita melepas kita siapkan penggantinya misalnya emas dan bauksit," ujar dia kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (17/5/2023).
Arsjad menilai perusahaan mempunyai komitmen kuat dalam mendukung terbentuknya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Karena itu, tidak hanya masuk ke bisnis kendaraan listrik roda dua, namun Indika juga berekspansi ke pertambangan bauksit.
"Balik lagi yang kita lihat bukan hanya manufacturing dari EV tapi kita harus dari ekosistem. Makanya kalau dilihat kita akuisisi perusahaan yang bauksit kita merasa bahwa kita punya keahlian loh di mining," kata Arsjad.
Sementara terkait dengan emas, keputusan perusahaan berinvestasi di proyek tembang emas lantaran emas dinilai memiliki prospek yang positif, seiring dengan stabilnya harga komoditas tersebut. Oleh sebab itu, perusahaan berharap mulai 2-3 tahun ke depan dapat melakukan produksi pertamanya di Sulawesi Selatan.
"Emas itu kan kalau kita lihat story tetap stabil. Revenue kita, kita lihatin tuh bagaimana bisa make sure supaya mempunyai kekuatan. Nah dari sisi itu emas stabil kita mulai masuk kita harapkan 2-3 tahun ini," Kata dia.
Selain itu, guna mengurangi penggunaan batu bara, Indika juga mempunyai konsesi hutan tanaman industri lebih dari 170 ribu hektare dari empat konsesi hutan yang dimiliki. Perusahaan ini, memiliki rencana untuk mengembangkan wood pellet untuk biomassa dan carbon offset.
"Makanya kita punya 170 ribu hektar hutan di dalam portofolio energi. Ini akan kita bagi dua. Satu untuk hutan tanaman industri sisanya kita akan masuk ke bisnis revenue dari carbon credit," ujarnya.
[-]
-
Bangun Ekosistem EV, Kadin Bidik Kolaborasi RI-Filipina(pgr/pgr)
Sentimen: positif (86.5%)