POJOKSATU.id – Ketua Porgram Studi S1 Ilmu Politik Universitas Bakrie Jakarta, Dr Rer Pol Aditya Batara Gunawan, tenaga pendidik saat ini, mutlak untuk memiliki kemampuan digitalisasi, untuk kemudian ditularkan kepada peserta didik.

Namun, tugas mengedukasi tidak hanya milik tenaga pendidik. Seluruh elemen masyarakat pun memiliki tanggung jawab yang sama besarnya demi mewujudkan etika dalam media digital.

“Perlu adanya kesadaran bagi masyarakat bahwa dunia digital tidak berbeda dengan dunia nyata, maka kemudian perlu adanya dorongan dari seluruh elemen untuk saling menjaga dan mengingatkan terkait dengan etika,” kata Aditya, dalam seminar online Ngobrol Bareng Legislator bertajuk “Menjadi Pendidik yang Cakap Digital’ pada Rabu (17/5).

Kata Aditya, Pandemi Covid-19 telag memaksa seluruh sektor tidak terkecuali dunia pendidikan beradaptasi dengan media digital. Sehingga seluruh elemen saat ini dituntut untuk cepat beraptasi agar tidak tertinggal dalam proses digitalisasi.

Dia mengungkapkan beberapa kompetensi yang diperlukan dalam bercakap digital. Pertama, pentingnya mengetahui akses dan bagaimana mengakses informasi, menyeleksi sumber berita, memahami maksud dan tujuan informasi yang didapat, menganalisis berita dan informasi, melakukan verifikasi informasi, melakukan evaluasi terhadap hasil capaian informasi, memperhatikan distribusi serta produksi dan selalu berpartisipasi dibarengi kolaborasi.

Sementara Peneliti Ilmu Politik FISIP UI, Fikri Tamau menilai, pendidikan dangat penting untuk mengetahui tentang kecakapan digital, khususnya pada tenaga pendidik. Menurutnya, tenaga pendidik diharapkan mampu mengetahui fungsi dari media digital, termasuk media massa.

“Pada dasarnya, media digital berfungsi sebagai alat untuk memberi informasi, kemudian sarana penghibur dan mendidik, terakhir adalah kesadaran bahwa seorang pendidik harus membentuk opini publik,” kata dia.

Anggota Komisi I DPR RI, Dr H Hasanuddin mengimbau masyarakat untuk menjaga sikap dan etika dalam menggunakan ruang-ruang digital.

“Seorang pendidik harus memiliki kemampuan yang lebih dari yang di didik terutama dalam pengelolaan ruang digital. Pendidik di dorong untuk bisa menciptakan ruang nyaman dan mengarahkan pada khalayak tentang ruang digital yang sesungguhnya,” katanya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun terus berkomitmen memberi perhatian informasi digiral yang menjadi kemampuan digital di tingkat dasar bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Ini kami lakukan agar masyarakat tidak tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital,” jelas Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan.

(Rishad Noviansyah)