Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Madiun
Partai Terkait
Ditunjuk Sebagai Menteri Pertama, Soekiman Wirjosandjojo Ternyata Kerap Berseberangan dengan Presiden Soekarno
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id, JAKARTA- Soekiman Wirjosandjojo adalah seorang politikus Indonesia yang menjabat sebagai Perdana Menteri pertama Indonesia setelah Pemilihan Umum tahun 1955
Usai dilakukan pemilihan umum pertama di Indonesia pada tahun 1955, Perdana Menteri pertama yang menjabat adalah Soekiman Wirjosandjojo. Ia diangkat sebagai Perdana Menteri pada tanggal 12 Agustus 1955 dan memimpin pemerintahan hingga 2 Oktober 1955.
Namun, penting untuk dicatat bahwa pada saat itu jabatan Perdana Menteri bukanlah jabatan eksekutif tertinggi di Indonesia.
Jabatan Presiden yang saat itu dipegang oleh Soekarno memiliki kekuasaan yang lebih besar.
Kala itu, Jabatan pertama yang dipegang oleh Soekiman Wirjosandjojo adalah sebagai Perdana Menteri Indonesia.
Ia menjadi Perdana Menteri setelah Pemilihan Umum tahun 1955 dan menjabat mulai tanggal 12 Agustus 1955 hingga 2 Oktober 1955.
Meskipun jabatan Perdana Menteri pada saat itu memiliki kekuasaan yang terbatas dibandingkan dengan jabatan Presiden yang dipegang oleh Soekarno, tetap merupakan jabatan eksekutif tertinggi di pemerintahan Indonesia saat itu.
Meskipun Soekiman Wirjosandjojo menjadi Perdana Menteri setelah Pemilihan Umum 1955, hubungannya dengan Soekarno tidak selalu harmonis.
Pada awalnya, Soekiman Wirjosandjojo merupakan anggota Partai Sosialis Indonesia (PSI), yang pada saat itu merupakan salah satu partai politik yang mendukung pemerintahan Soekarno.
Namun, ada perbedaan pendapat antara Soekarno dan PSI terkait kebijakan politik dan ekonomi, yang menyebabkan ketegangan antara Soekiman dan Soekarno.
Pada masa pemerintahannya sebagai Perdana Menteri, Soekiman menghadapi berbagai tantangan politik dan perbedaan pendapat dengan Soekarno, terutama terkait dengan kebijakan ekonomi dan kebijakan luar negeri.
Ketegangan ini memuncak dalam apa yang dikenal sebagai “Peristiwa Rengasdengklok” pada 1956, ketika sekelompok perwira militer yang tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Soekarno dan Soekiman, mengadakan rapat di Rengasdengklok yang menghasilkan tekanan terhadap Soekarno untuk membentuk kabinet yang baru.
Meskipun ada ketegangan dan perbedaan pendapat di antara mereka, Soekiman Wirjosandjojo tetap menghormati Soekarno sebagai Presiden Indonesia pada masa itu.
Setelah masa jabatannya sebagai Perdana Menteri, Soekiman tetap aktif dalam politik dan menjadi anggota Parlemen Indonesia, yang menunjukkan hubungannya yang terus berlanjut dengan Soekarno dan politik Indonesia pada umumnya.
Hubungan antara Soekiman Wirjosandjojo dan Soekarno sangat dipengaruhi oleh dinamika politik pada masa itu.
Seiring berjalannya waktu, hubungan politik antara mereka pun berubah seiring dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia.
Berikut profil Soekiman Wirjosandjojo Perdana Menteri di Era Presiden Soekarno :
Nama lengkap: Soekiman Wirjosandjojo
Tanggal lahir: 25 Desember 1912
Tempat lahir: Madiun, Jawa Timur, Hindia Belanda (sekarang Indonesia)
Tanggal wafat: 16 Agustus 1984
Pendidikan:
HBS (Hoogere Burger School)
Rechts Hooge School (Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia (sekarang Jakarta)
Perjalanan Karir:
Soekiman Wirjosandjojo aktif dalam gerakan pergerakan nasionalis Indonesia pada masa kolonial Belanda.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Soekiman terlibat dalam politik dan menjadi anggota Partai Sosialis Indonesia (PSI).
Pada tahun 1950, ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari PSI.
Setelah Pemilihan Umum tahun 1955, Soekiman Wirjosandjojo diangkat sebagai Perdana Menteri pada 12 Agustus 1955.
Namun, jabatan Perdana Menteri pada saat itu memiliki kekuasaan yang terbatas dibandingkan dengan jabatan Presiden yang dipegang oleh Soekarno.
Soekiman Wirjosandjojo memimpin pemerintahan hanya selama sekitar dua bulan, hingga 2 Oktober 1955.
Setelah masa jabatannya sebagai Perdana Menteri, Soekiman Wirjosandjojo tetap terlibat dalam politik Indonesia.
Ia menjadi anggota Parlemen Indonesia dan aktif dalam Partai Sosialis Indonesia. Soekiman Wirjosandjojo wafat pada tanggal 16 Agustus 1984, meninggalkan jejak dalam sejarah politik Indonesia.
Editor : Adhey
Sentimen: positif (91.4%)