Sentimen
Negatif (79%)
16 Mei 2023 : 21.11
Partai Terkait

IMF & Bank Dunia Bagikan 'Warning' Bencana Ekonomi Gegara AS

16 Mei 2023 : 21.11 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

IMF & Bank Dunia Bagikan 'Warning' Bencana Ekonomi Gegara AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Amerika Serikat (AS) saat ini menjadi kekhawatiran dunia. Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia ikut buka suara terkait hal ini.

AS saat ini memiliki persoalan angka suku bunga yang tinggi, membuat sektor perbankan negara itu terhantam badai kejatuhan. Selain itu, saat ini Negeri Paman Sam terancam gagal bayar karena plafon batas utang yang belum dinaikkan parlemen.

Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan pada hari Jumat, (12/5/2023) bahwa tingkat utang yang tinggi di AS telah menghambat investasi yang dibutuhkan untuk mendorong output global.

-

-

"Jelas, tekanan di ekonomi terbesar dunia itu akan berdampak negatif bagi semua orang," katanya kepada Reuters di sela-sela pertemuan G7.

"Dampaknya akan buruk jika tidak menyelesaikannya."

Malpass mengatakan bahwa dia percaya bahwa kebuntuan antara Demokrat dan Republik mengenai peningkatan batas pinjaman wajib AS sebesar US$ 31,4 triliun akan diselesaikan, menambahkan bahwa 'ada energi yang jelas dari AS untuk menyelesaikannya dan itu dinyatakan'.

Serupa, IMF mengatakan bahwa kegagalan pembayaran yang dilakukan AS akan dapat memicu dampak serius ekonomi global. Lembaga itu meminta agar semua pihak mau berkompromi untuk segera mengatasi masalah ini.

"Mengenai plafon utang, pertama-tama, penting untuk diperhatikan bahwa diskusi di AS ini berlangsung pada saat yang sangat sulit bagi ekonomi global. Dan penilaian kami adalah akan ada dampak yang sangat serius, tidak hanya untuk AS tetapi juga untuk ekonomi global jika terjadi gagal bayar utang AS," ujar Direktur Komunikasi IMF, Julie Kozack, Kamis, (11/5/2023).

Selain itu, IMF juga menyebut bahwa langkah The Fed untuk menaikan suku bunga dengan cepat telah mengungkap beberapa kerentanan di beberapa bank AS. Mereka juga meminta masalah ini agar diselesaikan lebih lanjut.

"Tetapi sangat penting bagi pembuat kebijakan untuk tetap waspada karena kerentanan yang lebih tersembunyi dapat muncul di lingkungan suku bunga baru yang tinggi ini," tambahnya.

Tidak seperti kebanyakan negara maju lainnya, AS membatasi jumlah yang dapat dipinjam. Karena pemerintah membelanjakan lebih dari yang dibutuhkan, pembuat undang-undang harus menaikkan plafon utang secara berkala.

Namun saat ini, situasi politik di AS sendiri cukup imbang. Saat ini, Presiden Joe Biden merupakan kader Partai Demokrat sementara DPR AS dikuasai oleh rivalnya, Partai Republik.


[-]

-

Jokowi Sebut Dunia & RI Genting, Simak Ramalan IMF-Bank Dunia
(haa/haa)

Sentimen: negatif (79.8%)