Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: New York
Ekonomi Amerika dan China Mengkhawatirkan, Harga Minyak Dunia Jatuh
Krjogja.com Jenis Media: News
Ilustrasi
Krjogja.com - AMERIKA - Harga minyak dunia turun kurang lebih 1 persen pada perdagangan Jumat. Dengan penurunan ini harga minyak dunia telah jatuh selama tiga pekan berturut turut.
Pelemahan harga minyak dunia ini karena adanya kekhawatiran pelaku pasar akan gangguan ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan China akan mempengaruhi permintaan akan minyak mentah.
Harga minyak mentah Brent berjangka turun 81 sen atau 1,1 persen menjadi USD 74,17 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 83 sen atau 1,2 persen menjadi USD 70,04 per barel.
Kedua tolok ukur harga minyak dunia tersebut telah turun sekitar 1,5 persen di pekan ini jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Nilai tukar Dolar AS naik dengan kekuatan moderat terhadap euro pada hari Jumat dan menuju kenaikan mingguan terbesar sejak Februari. kenaikan dolar AS ini terjadi karena ketidakpastian seputar plafon utang AS dan kebijakan moneter mendorong peralihan ke instrumen safe haven dibanding yang berisiko tinggi.
Dolar AS yang lebih kuat membuat harga minyak yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Kurangnya kepercayaan pada ekonomi diterjemahkan menjadi mengumpulkan dolar AS yang lebih aman, dan juga menyebabkan pesimisme tentang permintaan minyak dunia," kata partner di Again Capital LLC di New York, John Kilduff.
Kekhawatiran memuncak bahwa AS yang merupakan konsumen minyak dunia akan memasuki resesi, dengan pembicaraan tentang plafon utang pemerintah AS ditunda dan kekhawatiran tumbuh atas bank regional lain yang dilanda krisis.
Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan pada hari Jumat bahwa Federal Reserve atau Bank Sentral AS mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut jika inflasi tetap tinggi.
Hal ini menambahkan beban pada bulan ini karena kenaikan suku bunga sudah berarti akan menahan laju pertumbuhan ekonomi sehingga permintaan akan minyak mentah pun juga melambat. (*)
Sentimen: negatif (99.9%)