Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Moskow
Tokoh Terkait
Zelensky Buka-bukaan Strategi Serangan Balik Ukraina
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya membutuhkan lebih banyak waktu untuk melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Rusia. Ia menyebut tengah menunggu pengiriman bantuan yang dijanjikan kepada negaranya.
Zelensky mengatakan brigade tempur, yang beberapa di antaranya dilatih oleh negara-negara NATO, siap untuk melawan balik. Namun, ia juga mengatakan tentaranya masih membutuhkan beberapa hal, termasuk kendaraan lapis baja.
"Dengan (apa yang sudah kita miliki) kita bisa maju, dan, menurut saya, (Ukraina bisa) sukses," katanya dalam sebuah wawancara di markas besarnya di Kyiv, dilansir dari BBC, Kamis (11/5/2023).
"Tapi kami akan kehilangan banyak orang. Saya pikir itu tidak bisa diterima. Jadi kami harus menunggu. Kami masih membutuhkan lebih banyak waktu."
Kapan dan di mana serangan balasan dari Ukraina akan terjadi masih menjadi rahasia. Sementara itu, pasukan Rusia telah membentengi pertahanan mereka di sepanjang garis depan yang membentang sejauh 900 mil (1.450 km) dari wilayah timur Luhansk dan Donetsk, hingga Zaporizhzhia dan Kherson di selatan.
Bagi Kyiv, hasil yang dipandang mengecewakan di Barat dapat berarti pengurangan dukungan militer dan tekanan untuk bernegosiasi dengan Rusia.
Zelensky juga menepis kekhawatiran tentang kehilangan dukungan Amerika Serikat (AS) jika Presiden Joe Biden, yang telah berjanji untuk mendukung Ukraina selama diperlukan, tidak terpilih kembali pada 2024.
Ukraina, katanya, masih menikmati dukungan bipartisan di Kongres AS. "Siapa yang tahu di mana kita akan berada (ketika pemilihan terjadi)? Aku yakin kita akan menang saat itu," katanya.
Untuk saat ini, tidak ada kemungkinan pembicaraan nyatar antara Ukraina dan Rusia untuk mengakhiri konflik, karena kedua belah pihak mengatakan mereka akan berjuang sampai menang.
Sebelumnya, Zelensky telah menawarkan proposal perdamaian 10 poin, menyerukan pengembalian semua wilayah yang diinvasi, pembayaran ganti rugi untuk kerusakan terkait perang dan pembentukan pengadilan khusus untuk mengadili kejahatan perang Rusia. Namun rencana tersebut ditolak mentah-mentah oleh Moskow.
Serangan atau "operasi khusus militer" resmi diluncurkan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina pada 24 Februari 2022 silam dan masih berlangsung hingga kini.
[-]
-
Awas Perang Menggila, Putin Lakukan 'Balas Dendam Besar'(luc/luc)
Sentimen: negatif (97%)