Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: pengangguran
Tokoh Terkait
Jusuf Kalla
Herzaky Mahendra Putra
Jubir Demokrat Bantah Tudingan SBY Pernah Kumpulkan Parpol di Istana: Ada Etika yang Harusnya Dipahami Jokowi
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Kepala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra membantah tudingan Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah melakukan pertemuan di Istana Presiden.
Herzaky menegaskan bahwa SBY dulu pernah mengumpulkan para pimpinan parpol untuk membahas bagaimana mengawal kebijakan dan program pro rakyat yang diputuskan pada pemerintahan SBY agar diterima di parlemen dan dapat dirasakan betul manfaatnya oleh masyarakat.
"Tidak pernah mengumpulkan parpol pendukung di Istana buat bentuk koalisi pilpres. Apalagi bahas-bahas strategi pemenangan koalisi untuk pilpres," kata Herzaky dalam pesan singkat kepada Pikiran-rakyat.com, Minggu, 7 Mei 2023.
Baca Juga: Ahmad Sahroni Sentil Bima Awbimax Soal Video Jokowi Naik Mercy di Lampung: Jangan Norak, Jadi Gak Respect
Menurutnya, hal yang dilakukan SBY kala itu jelas berbeda dengan masa pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Pak Joko Widodo sendiri mengakui, pertemuan 6 ketum parpol minggu lalu di Istana buat bahas-bahas strategi Koalisi Pilpres 2024. Makanya ada satu parpol pemerintah yang tidak diajak kumpul karena memilih beda koalisi untuk 2024," ujarnya.
Untuk itu, Herzaky menyarankan apabila ada aspirasi politik pribadi, gunakan waktu dan tempat yang tepat.
Baca Juga: Jusuf Kalla Sentil Jokowi Buntut Tak Undang NasDem ke Istana
"Di kantor partainya mungkin, atau di kediaman pribadi di luar istana. Ada etika yang seharusnya dipahami dan dijaga betul oleh Presiden Joko Widodo," ujarnya.
Bahkan, Herzaky mengatakan agar sebaiknya Jokowi bisa memanfaatkan waktu yang tersisa. Memikirkan bagaimana agar kebijakan pemerintahan saat ini benar-benar bermanfaat untuk mengurangi kesulitan rakyat, mengurangi kemiskinan, serta pengangguran.
"Janganlah menterinya sudah banyak yang tidak fokus, cari dukungan sana-sini buat bisa nyapres, lalu presidennya juga malah sibuk memelototi angka-angka survei elektabilitas, bukannya memikirkan cara dan memelototi angka-angka kemiskinan, pengangguran, harga bahan pokok agar bisa turun" ucapnya.***
Sentimen: positif (61.5%)