Sentimen
Negatif (100%)
8 Mei 2023 : 17.10
Informasi Tambahan

Club Olahraga: Persib Bandung

Kab/Kota: bandung, Gunung

Penjelasan BMKG soal Fenomena Langka ‘Awan Topi’ Viral di Langit Natuna, Bahaya bagi Penerbangan

8 Mei 2023 : 17.10 Views 2

Prfmnews.id Prfmnews.id Jenis Media: Nasional

Penjelasan BMKG soal Fenomena Langka ‘Awan Topi’ Viral di Langit Natuna, Bahaya bagi Penerbangan

PRFMNEWS – Kemunculan awan langka di langit Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) viral di media sosial dan menjadi sorotan netizen.

BPBD membenarkan penampakan awan langka berbentuk pusaran di langit Ranai, Natuna itu muncul pada Minggu, 7 Mei 2023 sore.

"Fenomena awan langka terjadi sekitar pukul 15.00 WIB sampai malam hari. Tapi, pagi ini sudah tak ada lagi," kata Kepala Bidang Kedaruratan Dan Logistik BPBD Natuna Zulheppy, dikutip prfmnews.id dari ANTARA.

Baca Juga: Masuki Pancaroba Bandung Raya Masih Berpotensi Hujan Angin, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG

Penyebab kenapa awan berbentuk mirip topi itu bisa terbentuk dan apakah kemunculan awan langka tersebut punya dampak berbahaya dijelaskan oleh BMKG.

Forcester BMKG Ranai, Reza Pahlevi menyatakan fenomena awan berbentuk pusaran yang terjadi di langit daerah itu cukup langka.

"Awan ini adalah awan Lenticularis atau biasa disebut awan topi," ucap Reza.

Baca Juga: BMKG Ungkap Penyebab Cuaca di Bandung Terasa Lebih Panas Menyengat di Siang Tapi Potensi Hujan di Sore

Reza mengatakan penyebab awan Lenticularis terbentuk biasanya karena adanya gelombang gunung akibat dipicu oleh aliran angin cukup kencang yang berhembus dari suatu sisi gunung.

Kemudan angin bergerak horizontal tersebut melewati dinding pegunungan, hingga menyebabkan defleksi yang membentuk gelombang gunung terjadi di sisi gunung lainnya.

Secara lebih detail, Reza menjelaskan, awan Lenticularis mulai terbentuk ketika arus angin yang mengalir sejajar dengan permukaan bumi menemui hambatan dari objek tertentu, seperti pegunungan.

Baca Juga: Pelatihan Komcad Matra Udara di Lanud Sulaiman Diikuti 500 Peserta Mulai dari Ojol Hingga Pegawai BUMN

Akibat hambatan tersebut, arus udara naik tegak lurus ke puncak awan. Pada saat udara naik banyak mengandung uap air dan stabil.

Ketika suhu titik embun tercapai di puncak gunung, uap air mulai mengembun menjadi awan yang mengikuti kontur puncak gunung. Saat udara mengalir turun dari puncak gunung, proses kondensasi berhenti.

"Oleh karena itu, awan Lenticularis tampak tidak bergerak, karena awan mulai terbentuk dari sisi arah angin ke puncak gunung, dan kemudian menghilang ke sisi bawah angin," ucapnya.

Baca Juga: Edo Febriansah Resmi Jadi Pemain Baru Persib Bandung untuk 2 Tahun Kedepan

Dia menyebut keberadaan awan topi ini bisa berbahaya terhadap penerbangan pesawat yang melintas di dekatnya.

"Awan Lenticularis menunjukkan turbulensi vertikal atau angin yang kuat. Jadi berbahaya untuk penerbangan rendah di sekitar awan," bebernya.

Adapun awan topi itu dapat diamati dengan jelas dari pemukiman warga di Ranai, sehingga kemunculannya banyak direkam melalui ponsel dan diunggah ke berbagai platform media sosial.

Warga mengabadikan momen penampakan fenomena langka tersebut sebab baru kali pertama terjadi di langit Natuna.***

Sentimen: negatif (100%)