Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: HAM
Denny Indrayana: Jokowi Inginkan Tarung Ganjar dan Prabowo, Anies Tereliminasi
Oposisicerdas.com Jenis Media: News
Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana membongkar strategi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2024 guna mendarat aman alias soft landing usai menjabat.
Denny Indrayana menyebut hal itu mengutip pendapat pengamat politik, Eros Djarot dalam sebuah stasiun televisi (TV) yang menyatakan bahwa Jokowi mendukung beberapa calon presiden (capres) tertentu, bukan Anies Baswedan.
"Karena ingin memastikan bahwa beliau (Jokowi) akan mendarat secara aman dan nyaman," kata Denny Indrayana dalam keterangannya, dikutip pada Rabu (26/4/2023).
Menurutnya, Presiden Jokowi ingin Pilpres 2024 hanya diikuti oleh dua pasangan calon (Paslon).
"Keduanya adalah all the president’s Men. Calon yang diidentifikasi berseberangan dan mungkin tidak melanjutkan legacy kepresidenannya, sebisa mungkin dieliminasi, sedari awal," ujar Denny Indrayana.
Denny Indrayana mengatakan Jokowi terbaca mendukung paslon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menparekraf Sandiaga Uno dan menyiapkan cadangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Di sisi lain, dia menuturkan Jokowi juga berusaha agar duet Anies dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) gagal melalui upaya peninjauan kembali (PK) Moeldoko.
"Di panggung depan, alias di hadapan publik, keterlibatan Jokowi ini beliau bantah. Namun dalam realitas panggung belakang, ketika melakukan lobi di ruang-ruang tertutup, langkah dan kerja politik itu nyata dan serius beliau kerjakan," ucapnya.
Denny menegaskan jika target Jokowi adalah siapapun presiden penggantinya, yakni orang yang bisa mengamankan dan melanjutkan program kerjanya.
Menurut Denny, seorang menteri senior di lingkar utama Istana mengatakan paling tidak ada dua hal yang diinginkan Jokowi pascalengser.
"Satu, proyek Ibu Kota Negara (IKN) berlanjut, serta dua, tidak ada masalah ataupun kasus hukum yang menjerat Jokowi ataupun keluarganya," ungkapnya.
Foto: Pakar hukum tata negara Denny Indrayana/Dian Erika/KOMPAS.com
Sentimen: positif (84.2%)