LENGKONG, AYOBANDUNG.COM- Ganjar Pranowo semakin banyak diperbincangkan usai Megawati Soekarnoputri mendeklarasikan dirinya sebagai capres dari PDIP.

Ganjar Pranowo dinilai memiliki elektabilitas yang bagus dan terbilang cukup unggul dibandingkan kandidat lainnya.

Namun, elektabilitas tinggi tersebut tak bisa serta merta menjamin kemenangannya di Pilpres 2024.

Baca Juga: PPP Siap Sodorkan Nama Pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Sinyal Kuat untuk Sandiaga Uno?

Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi batu sandungan Ganjar Pranowo dalam mengarungi kontestasi politik Pemilu 2024.

1. Posisi hasil survei belum stabil

Meskipun beberapa kali memuncaki hasil survei, posisi Ganjar Pranowo masih belum stabil berada sebagai pemuncak.

Dugaan itu berangkat dari hasil jajak pendapat Litbang Kompas periode 25 Januari hingga 4 Februari 2023.

Berdasarkan survei tersebut, Ganjar memiliki elektabilitas sebesar 25,3% hingga 37%.

Baca Juga: Ganjar Pranowo dan Ahok Duet di Pilpres 2024, Pasangan Anies Baswedan dan Surya Paloh Ketar-Ketir, Benarkah?

Lebih lanjut, sebanyak 11,4% hingga 18,8% merupakan pemilih mengambang atau swing waters.

2. Pendukung tersegmentasi di Pulau Jawa

Terdapat pula sejumlah faktor yang menyebabkan Ganjar Pranowo dan PDIP harus bekerja ekstra untuk mempertahankan posisi Ganjar Pranowo.

Faktor lain yang menyebabkan posisi Ganjar Pranowo masih rentan dipilih adalah faktor pendukungnya yang masih tersegmentasi di wilayah tertentu.

Gambaran pendukung Ganjar Pranowo dianggap belum menunjukkan wajah pemilih proporsional.

Baca Juga: Ridwan Kamil Bakal jadi Cawapres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024? Begini Jawabannya!

Sebaran pendukung Ganjar Pranowo sebagian besar berdomisili di Pulau Jawa sejumlah 64,1% sementara di luar pulau jawa pendukung Ganjar Pranowo masih rendah.

3. Pendukung terpusat pada kaum muda

Selain itu, lebih dari setengah pemilih di Jawa yakni 35,9% pendukung Ganjar Pranowo kebanyakan dari kalangan kaum muda dibandingkan oleh golongan tua.

4. Pendukung mayoritas kalangan menengah bawah

Gubernur Jawa Tengah tersebut masih lebih banyak didukung oleh kalangan menengah ke bawah dan minim kalangan atas.***