Sentimen
Lembar Kerja Siswa Terbaru 2023
Infosurabaya.id Jenis Media: News
Contoh Lembar Kerja Siswa – Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau penyelesaian masalah. Lembar kerja siswa bisa dalam bentuk panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif ataupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.
LKS berisi sekumpulan kegiatan mendasar yang wajib dilaksanakan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2010: 111).
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang wajib dikerjakan oleh siswa. LKS pada umumnya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. Sebuah tugas yang diperintahkan dalam lembar jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.
LKS bisa digunakan untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak bisa dikerjakan oleh siswa secara baik jika tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya (Madjid, 2007: 177).
Baca juga : Cara Membuat Indikator Belajar
Struktur Lembar Kerja Siswa (LKS)Dalam kegiatan belajar mengajar, LKS biasa dimanfaatkan sebagai buku latihan siswa yang didalamnya berisi:
A. Ringkasan Materi
Dengan adanya ringkasan materi, siswa akan menjadi lebih mudah dalam memahami materi
B. Soal-soal latihan
Bentuk-bentuk soal latihan yang dimuat dalam lembar kerja siswa pada umunya berisi:
1) soal-soal subyektif (uraian)
Soal-soal subyektif disebut juga dengan soal uraian yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih dan menentukan jawaban. Kebebasan tersebut berakibat pada data jawaban bervariasi, sehingga tingkat kebenaran dan tingkat kesalahan juga akan menjadi bervariasi, hal inilah yang mengundang subyektivitas penilai ikut berperan menentukan (Thoha, 1994; 55).
Beberapa kelebihan soal bentuk subyektif ini antara lain, yaitu :
Siswa dapat mengorganisasikan jawaban dengan pikiran sendiri Dapat menghindarkan sifat tertekan dalam menjawab soal Melatih siswa untuk memilih fakta relevan dengan persoalan, dan mengorganisasikannya sehingga bisa diungkapkan menjadi satu hasil pemikiran terintegrasi secara utuh Jawaban yang diberikan akan diungkapkan dalam kata-kata dan kalimat yang dibuat sendiri sehingga melatih untuk dapat menyusun kalimat dengan bahasa yang baik, benar, dan cepat Soal bentuk uraian sangat tepat untuk mengukur kemampuan analitik, sintetik dan evaluativeSedangkan kelemahan soal bentuk ini adalah sebagai berikut :
Memerlukan banyak waktu untuk memeriksa hasilnya Pemberikan skor jawaban biasanya tidak ajeg (reliable) karena ada faktor-faktor lain yang sangat berpengaruh, seperti tulisan siswa, kelelahan penilaian, situasi, dan lainnya Variasi jawaban sangat banyak dan tingkat kebenarannya menjadi bertingkat-tingkat, sehingga dalam menentukan kriteria benar-salah menjadi agak kabur2) Soal-soal obyektif (Fixed response item)
Pada tipe ini, soal-soal yang diberikan kepada siswa akan dilengkapi dengan alterntif jawaban, sehingga siswa tinggal memilih satu diantara alternatif jawaban yang tersedia. Jawaban tersebut hanya ada satu yang paling benar, sedangkan yang lainnya salah (Thoha, 1994: 69).
Soal bentuk obyektif ini mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya :
Peserta didik menampilkan keseragaman data, baik bagi yang menjawab benar, ataupun yang menjawab salah Subyektivitas pendidik rendah Dapat memudahkan pendidik dalam memberikan penilaian Tidak memakan waktu yang lama dalam mengoreksiSedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut :
Memberikan kemungkinan adanya siswa menebak jawaban Memerlukan banyak waktu dalam penyusunannya, sebab harus membuat alternatif jawabannya Sistematika Lembar Kerja Siswa (LKS)Menurut Poppy Kamalia Devi, dkk (2009: 32-33), Sistematika LKS pada umumnya terdiri dari:
1) Judul LKS
2) Pengantar
Berisi uraian singkat bahan pelajaran (berupa konsep-konsep IPA) yang termuat dalam kegiatan. Disamping itu, juga memberikan pertanyaan atau masalah yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk dapat memancing kemampuan berpikir siswa dan diharapkan siswa dapat mengatasi masalah tersebut dengan melakukan kegiatan.
3) Tujuan Kegiatan
Berisi kompetensi yang harus dicapai siswa setelah melaksanakan percobaan. Tujuan pembelajaran dirinci pada setiap kegiatan.
4) Alat dan bahan
Memuat alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan.
5) Langkah Kegiatan
Langkah kegiatan berisi sejumlah langkah cara pelaksanaan yang wajib dilaksanakan siswa.
Tabel/hasil pengamatan. Tabel pengamatan memiliki fungsi untuk mencatat data hasil pengamatan yang didapatkan dari kegiatan. Pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan mengulang kembali tentang apa yang diamati ketika melakukan percobaan, dan juga penuntun untuk menarik kesimpulan hasil percobaan. Pertanyaan diselesaikan secara kelompok ketika pembelajaran sedang berlangsung. Kesimpulan. Kesimpulan terdapat dalam bagian akhir LKS. Hal ini bertujuan supaya guru dapat mengetahui tercapai atau tidaknya kompetensi yang diinginkan pada tujuan, karena kesimpulan menjawab tujuan. Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS)Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003 : 1-12), tujuan Lembar Kerja Siswa adalah sebagai berikut :
Sebagai alternatif guru untuk dapat mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu Dapat mempercepat kegiatan belajar mengajar dan hemat waktu mengajar Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas karena siswa bisa menggunakan alat bantu secara bergantianMenurut Dewiana (2001:10) LKS bisa digunakan dalam penyajian mata pelajaran secara eksperimen ataupun non-eksperimen, sehingga berdasarkan penggunaan metode dikenal dua jenis LKS, yakni LKS eksperimen yang dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan eksperimen, dan LKS non-eksperiman yang dijadikan sebagai pedoman dalam memahami konsep atau prinsip tanpa eksperimen. Kedua jenis LKS tersebut bisa mengembangkan keterampilan proses sains siwa.
Tujuan Lembar Kerja Siwa (LKS)Azhar (1993) : 78) menyebutkan bahwa “LKS dibuat memiliki tujuan untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikan dan mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKS memiliki fungsi sebagai urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler ataupun ekstrakurikuler terhadap pemahaman materi yang sudah diberikan”.
Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003 : 11), tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah sebagai berikut :
Untuk melatih siswa berpikir lebih mantap dalam proses belajar mengajar Memperbaiki minat siswa untuk belajar, misalnya saja guru menyusun LKS lebih sistematis, berwarna serta bergambar untuk dapat menarik perhatian dalam mempelajari LKS tersebut. Ciri-ciri Lembar Kerja Siswa (LKS)Adapun ciri-ciri Lembar Kerja Siswa adalah sebagai berikut :
LKS terdiri dari beberapa halaman LKS dicetak sebagai bahan ajar yang spesifik untuk digunakan oleh satuan tingkat pendidikan tertentu Didalam LKS terdiri uraian singkat mengenai pokok bahasan secara umum, rangkuman pokok bahasan, puluhan soal-soal pilihan ganda dan soal-soal isian (Azhar, 1993: 78). Fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS)Andi Prastowo (2011: 205-206) menyatakan bahwa empat fungsi LKS yaitu:
1) Meminimalkan peran guru, tetapi memaksimalkan peran siswa.
2) Memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan.
3) Ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
Adapun fungsi lembar kerja siswa sebagai berikut:
Bagi siswa LKS berfungsi untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang didapat. Bagi guru LKS berfungsi untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikannya serta mempertimbangkan proses berfikir yang bagaimana yang akan ditumbuhkan pada diri siswa.Selain itu dengan adanya LKS siswa tidak perlu mencatat atau membuat ikhtisar atau resume pada buku catatannya lagi, sebab dalam tiap LKS biasanya sudah terdapat ringkasan seluruh materi pelajaran. Berdasarkan fungsi lembar kerja di atas, maka guru sebagai pengelola proses belajar, kedudukannya tidak dapat digantikan oleh adanya lembar kerja.
Karena keberadaan lembar kerja siswa ini adalah hanya membantu kemudahan dan kelancaran aktivitas pada saat proses belajar mengajar serta interaksi antara guru dan murid. Sehingga tujuan utama proses belajar dapat tercapai atau berhasil (Azhar, 1993: 78).
Penulisan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS)Langkah-Langkah Penulisan LKS
Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran. Menyusun peta kebutuhan LKS Menentukan judul LKS Menulis LKS Menentukan alat penilaianBaca juga : Kata Kerja Operasional K13
Penulisan dalam LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Perumusan KD yang harus dikuasai; rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen SI( Depdiknas, 2008: 19 ). Penentuan alat penilaian; bahwa penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi yang penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Kriteria (PAK) atau Criterion Referenced Assesment. Penyusunan materi; yakni sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah,internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama waktunya Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut :a. Judul
b. Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
c. Kompetensi yang akan dicapai
d. Informasi pendukung
e. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
f. Penilaian Macam-macam Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut Azhar (1993:79) ada dua macam LKS yang dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah.
1. LKS Tak Berstruktur. Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran.
LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik. Contoh:
a) Lembaran yang memuat suatu kelompok data dan sajiannya berupa grafik yang dikutip dari media masa dan dapat dimanfaatkan guru dalam membahas materi yang relevan dalam statistik.
b) Lembaran berupa kertas bertitik, kertas berpetak atau kertas milimeter.
2. LKS Berstruktur. Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran.
Pada LKS telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa. LKS yang baik harus memenuhi persyaratan konstruksi dan didaktik.
Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif.
Lembar kerja dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk mandiri, percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil keputusan.
LKS dalam kegiatan pembelajaran dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap penemuan konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep).
Sentimen: positif (100%)