Sentimen
24 Apr 2023 : 12.26
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Tangerang, Pandeglang, Pangkalan Bun, Palangkaraya
Kasus: Operasi Ketupat
Kangen Berlebaran dengan Ibu di Kalteng, Bocah 12 Tahun Nekat Ke Bandara Soetta
24 Apr 2023 : 12.26
Views 2
Medcom.id Jenis Media: News
Tangerang: Rifansyah, 12, nekat pergi dari rumahnya di Panimbang Pandeglang, Banten menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang seorang diri. Bocah itu rindu berat ingin berlebaran dengan sang ibunda di Desa Bukit Raya, Kecamatan Tobi Raya, Lamaran Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Tanpa pengetahuan lebih tata cara naik moda transportasi udara, Rifansyah pun kebingungan saat tiba di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta. Beruntung, Kepala pos polisi (Kapospol) Terminal 1 Polresta Bandara Soekarno-Hatta yang tengah patroli melihat gerak gerik yang membingungkan dari bocah tersebut.
Kapospol Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Ipda Agus Mulyadi mengatakan, saat itu pihaknya tengah melakukan Operasi Ketupat Jaya dan melihat anak itu menangis kebingungan di selasar Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta.
"Jadi pada saat operasi pengamanan pada Rabu, 19 April 2023, saya bersama anggota melihat seorang anak kecil dengan pakaian lusuh, kelihatan bingung dan akhirnya saya bawa ke pos pol Terminal 1 biar lebih tenang," ujarnya, Minggu, 23 April 2023.
Agus menuturkan, setelah diinterogasi anak tersebut mengaku tinggal bersama neneknya di daerah Panimbang, Pandeglang, Banten. Bocah itu nekat datang ke Bandara Soekarno-Hatta menumpang ojek lantaran ingin berlebaran bersama sang ibunda di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
"Saya tanya mau ke mana, katanya mau ketemu sama ibunya. Ibunya di mana, dia jawab di Kalimantan Tengah. Terus saya lihat pakaian yang ada di badannya lusuh, uang tidak bawa, tiket pun tidak ada," jelasnya.
"Anak itu membawa uang dari Pandeglang sebanyak Rp300 ribu. Untuk membayar ojek sebesar Rp200 ribu. Jadi cuma yang tersisa Rp100 ribu di kantongnya," imbuhnya.
Agus menjelaskan, pihaknya pun mencoba mencari informasi kebenaran alamat di Palangkaraya yang disebutkan bocah tersebut, dengan menghubungi rekan sesama polisi yang ada di Kalimantan Tengah.
"Saya berusaha mencari tahu alamat tersebut dengan cara menghubungi rekan di sana. Begitu saya tersambung, saya minta bantuan benarkah ada alamat ini di wilayah Kalimantan Tengah, ternyata memang ada," katanya.
Setelah meminta bantuan rekannya yang sesama polisi, Agus menambahkan, akhirnya berhasil menemukan ibu dari bocah tersebut. Sebagai polisi, kata Agus, dirinya harus mencari tahu semua informasi terkait apa benar bocah tersebut anaknya atau tidak.
"Akhirnya saya mencoba untuk video call dengan ibunya yang bernama Dewi. Dan benar saja, anak itu langsung ngomong jika dirinya mau pulang ke Palangkaraya sambi menangis. Melihat itu, saya pun berkoordinasi dengan pimpinan bagaimana caranya sehingga kita belikan tiket, karena saya tidak tega melihatnya," ungkapnya.
Agus mengaku sempat kesulitan mendapatkan tiket pesawat untuk mempertemukan anak tersebut dengan ibunya. Sebab, lanjutnya, semua tiket tujuan Pangkalan Bun, Palangkaraya, telah habis terjual karena kondisi pas saat puncak arus mudik Lebaran.
"Untuk tiket ini memang agak sulit kita dapatkan karena memang posisi ini lagi arus mudik, semua penerbangan full. Akhirnya dengan cara sisi kemanusiaan, saya berusaha berkoordinasi dengan pihak Sriwijaya Air," jelasnya.
Niat yang mulia Agus itu pun berujung indah. Akhirnya, tiket pesawat dapat diperoleh untuk Rifansyah menuju ke ibu tercinta di Kalimantan Tengah.
"Anak itu telah memberi kabar ke saya jika sudah bertemu dengan ibu kandungnya, jadi sangat bersyukur ya istilahnya ini sisi kemanusiaan. Anak itu juga ya dijemput pihak kepolisian di sana ikut membantu juga," katanya.
Sementara, Agus menambahkan, nenek Rifansyah yang berada di Panimbang, Pandeglang, pun telah diberitahu jika cucunya itu telah bersama ibunya di Kalimantan Tengah.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Tanpa pengetahuan lebih tata cara naik moda transportasi udara, Rifansyah pun kebingungan saat tiba di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta. Beruntung, Kepala pos polisi (Kapospol) Terminal 1 Polresta Bandara Soekarno-Hatta yang tengah patroli melihat gerak gerik yang membingungkan dari bocah tersebut.
Kapospol Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Ipda Agus Mulyadi mengatakan, saat itu pihaknya tengah melakukan Operasi Ketupat Jaya dan melihat anak itu menangis kebingungan di selasar Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta.
-?
- - - -"Jadi pada saat operasi pengamanan pada Rabu, 19 April 2023, saya bersama anggota melihat seorang anak kecil dengan pakaian lusuh, kelihatan bingung dan akhirnya saya bawa ke pos pol Terminal 1 biar lebih tenang," ujarnya, Minggu, 23 April 2023.
Agus menuturkan, setelah diinterogasi anak tersebut mengaku tinggal bersama neneknya di daerah Panimbang, Pandeglang, Banten. Bocah itu nekat datang ke Bandara Soekarno-Hatta menumpang ojek lantaran ingin berlebaran bersama sang ibunda di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
"Saya tanya mau ke mana, katanya mau ketemu sama ibunya. Ibunya di mana, dia jawab di Kalimantan Tengah. Terus saya lihat pakaian yang ada di badannya lusuh, uang tidak bawa, tiket pun tidak ada," jelasnya.
"Anak itu membawa uang dari Pandeglang sebanyak Rp300 ribu. Untuk membayar ojek sebesar Rp200 ribu. Jadi cuma yang tersisa Rp100 ribu di kantongnya," imbuhnya.
Agus menjelaskan, pihaknya pun mencoba mencari informasi kebenaran alamat di Palangkaraya yang disebutkan bocah tersebut, dengan menghubungi rekan sesama polisi yang ada di Kalimantan Tengah.
"Saya berusaha mencari tahu alamat tersebut dengan cara menghubungi rekan di sana. Begitu saya tersambung, saya minta bantuan benarkah ada alamat ini di wilayah Kalimantan Tengah, ternyata memang ada," katanya.
Setelah meminta bantuan rekannya yang sesama polisi, Agus menambahkan, akhirnya berhasil menemukan ibu dari bocah tersebut. Sebagai polisi, kata Agus, dirinya harus mencari tahu semua informasi terkait apa benar bocah tersebut anaknya atau tidak.
"Akhirnya saya mencoba untuk video call dengan ibunya yang bernama Dewi. Dan benar saja, anak itu langsung ngomong jika dirinya mau pulang ke Palangkaraya sambi menangis. Melihat itu, saya pun berkoordinasi dengan pimpinan bagaimana caranya sehingga kita belikan tiket, karena saya tidak tega melihatnya," ungkapnya.
Agus mengaku sempat kesulitan mendapatkan tiket pesawat untuk mempertemukan anak tersebut dengan ibunya. Sebab, lanjutnya, semua tiket tujuan Pangkalan Bun, Palangkaraya, telah habis terjual karena kondisi pas saat puncak arus mudik Lebaran.
"Untuk tiket ini memang agak sulit kita dapatkan karena memang posisi ini lagi arus mudik, semua penerbangan full. Akhirnya dengan cara sisi kemanusiaan, saya berusaha berkoordinasi dengan pihak Sriwijaya Air," jelasnya.
Niat yang mulia Agus itu pun berujung indah. Akhirnya, tiket pesawat dapat diperoleh untuk Rifansyah menuju ke ibu tercinta di Kalimantan Tengah.
"Anak itu telah memberi kabar ke saya jika sudah bertemu dengan ibu kandungnya, jadi sangat bersyukur ya istilahnya ini sisi kemanusiaan. Anak itu juga ya dijemput pihak kepolisian di sana ikut membantu juga," katanya.
Sementara, Agus menambahkan, nenek Rifansyah yang berada di Panimbang, Pandeglang, pun telah diberitahu jika cucunya itu telah bersama ibunya di Kalimantan Tengah.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
(WHS)
Sentimen: negatif (88.6%)