PIKIRAN RAKYAT - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapat wejangan dari Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, ulama asal Solo, Jawa Tengah.

Pesan tersebut disampaikan Habib Syekh saat Prabowo Subianto menemuinya. Pria berusia 61 tahun tersebut berpesan kepada Prabowo Subianto untuk menjaga persatuan dan kesatuan.

"Saya titip pada panjenengan Pak Prabowo, bagaimana caranya supaya seperti itu (jaga persatuan bangsa) karena perbedaan pendapat, perbedaan pilihan politik itu hal biasa," tutur ulama kelahiran Surakarta itu dalam keterangan yang diterima Minggu 23 April 2023.

Di samping itu, Habib Syekh juga sepakat dengan pernyataan Prabowo Subianto yang menyatakan bahwa seluruh pihak mesti berperan dalam menjaga kerukunan, kebersamaan, juga persatuan. Sang ulama menilai, hal itu merupakan kunci dalam membangun bangsa yang lebih baik.

Baca Juga: Akun Bea Cukai Minta Maaf, Netizen Kompak: Tidak Ada Maaf!

Wejangan tersebut disampaikan Habib Syech saat Prabowo Subianto berkunjung ke kediamannya di Solo, Sabtu 22 April 2023. Dalam kesempatan itu, Prabowo didampingi Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani beserta jajaran.

Selama di Jawa Tengah, Prabowo juga berkunjung ke kediaman Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Ketua Umum Partai Gerindra tersebut, tak ada pembicaraan terlalu politis bersama orang nomor satu di Indonesia itu.

"Tidak ada pembicaraan yang terlalu politis, karena ini hari Lebaran," tutur dia menegaskan, Sabtu.

Baca Juga: Cek Fakta: Mahfud MD Jadi Cawapres, Dampingi Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024

Pakar politik Dr. Sugeng Suharto menilai, kendati Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto berstatus calon presiden, tak menutup kemungkinan bila keduanya berpasangan.

"Baik komposisi Prabowo-Ganjar maupun Ganjar-Prabowo," tutur Sugeng di Bengkulu, Minggu, seperti dilaporkan Antara.

Menurut dia, peluang tersebut bergantung dengan kesiapan PDI Perjuangan menghadapi popularitas Ketua Umum Partai Gerindra itu. Sugen menyebut, bila partai berlambang banteng moncong putih itu menjadikan Prabowo saingan, maka PDI Perjuangan mesti melawan dua poros besar.***