Sentimen
Positif (84%)
22 Apr 2023 : 23.15
Informasi Tambahan

Institusi: UNAIR, Universitas Airlangga

Kab/Kota: Semarang, Solo

Henri Subiakto Ngeles Usai Unggah Kondisi Tol 2019 Seolah-olah Mudik Saat Ini, Nicho Silalahi Beri Komentar Menohok

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

22 Apr 2023 : 23.15
Henri Subiakto Ngeles Usai Unggah Kondisi Tol 2019 Seolah-olah Mudik Saat Ini, Nicho Silalahi Beri Komentar Menohok

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Unggahan Pakar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, Henri Subiakto soal macet di tengah arus mudik dipersoalkan. Unggahan yang menampilkan sebuah foto itu disebut tidak benar.

Unggahan dimaksud, yakni foto ruas jalan tol. Nampak salah satu jalur sangat luang, tapi di jalur lain macet.

Sementara dalam keterangan unggahannya, ia bilang mudik kali ini benar-benar dipenuhi kendaraan. Ia pun menghubungkannya dengan perlunya fasilitas publik seperto jaln tol.

Belakangan, foto tersebut diketahui diambil pada 2019. Berada di Jalan Tol Trans Jawa, Semarang-Solo.

Menjawab itu, Henri tak membantah. Namun membenarkan perkataannya soal pentingnya fasilitas publik seperti jalan tol.

“Bagus dan alhamdulillah berarti 2019 pun infrastruktur mmg sdh sangat dibutuhkan, dan foto-foto penggunaan infrastruktur yang dibangun itu bisa diambil dimana saja bahkan kapan saja,” ungkapnya, Jumat (21/4/2023).

“Itulah pentingnya jalan di saat lebaran dan mudik seperti sekarang. Kalau mengingkarinya ya silahkan,” sambung Henri.

Pernyataan ini pun disambut dengan komentar menohok oleh Pegiat Media Sosial Nicho Silalahi.

“Yang ditolak itu infrastruktur yang kalau mau dipakai rakyat harus bayar dulu,” kata Nicho.

Menurutnya, insfratruktur dimaksud Henri, yakni jalan tol konsepnya sama halnya memalak rakyat.

“Bukankah dengan Infrastruktur berbayar itu sama saja dengan Pemerintah Memalak Rakyat?” ujarnya.

Lebih lanjut, Nicho menghubungkannya dengan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Gubernur Hindia-Belanda masa pemerintahan 1808 – 1811.

Ia membandingkannya dengan pemerintah saat ini. Saat Daendels membangun sepanjang 1.100 km dari Anyer (Jawa Barat) hingga Panarukan (Jawa Timur).

“Dendles Aja Bangun Infrastruktur Tapi Hingga Kini Gratis Di Pakai Rakyat Indonesia,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)

Sentimen: positif (84.2%)