Sentimen
Positif (79%)
22 Apr 2023 : 01.52
Informasi Tambahan

Event: Salat Idul Fitri

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: bandung, Cimahi, Yogyakarta

Mengenal Tradisi Lebaran Ngadu Bedil Kawung di KBB

22 Apr 2023 : 08.52 Views 3

JabarEkspress.com JabarEkspress.com Jenis Media: News

Mengenal Tradisi Lebaran Ngadu Bedil Kawung di KBB

JABAR EKSPRES – Menyambut kedatangan Idul Fitri 1444 H atau Lebaran 2023 banyak masyarakat di Indonesia memeriahkan dengan berbagai hal, mulai membeli pakaian baru untuk menghadapi hati yang fitri, berbagi THR-an pada sanak dan famili, dan saling memaafkan dengan halal bio halal serta berbagai kemeriahan lainnya.

Setelah selama tiga puluh hari menahan haus dan dahaga demi mendekatkan diri kepada Illahi Rabbi Idul Fitri 1444 H atau Lebaran 2023 menjadi momentum kebahagiaan tersendiri, selain mudik yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di tanah air ke kampungan halamannya sendiri-sendiri, tak salah bila harus juga menyambut dengan tradisi.

Bila di Yogyakarta ada tradisi Gerebek Syawwal, di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tepatnya di Desa Cibitung, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ada tradisi Ngadu Bedil Kawung.

BACA JUGA: Rayakan Lebaran 21 April 2023, PD Muhammadiyah Cimahi dan KBB Akan Laksanakan Salat Idul Fitri Jumat Besok

Tradisi ngadu bedil kawung di Kabupaten Bandung Barat menjelang Lebaran 2023. Jabar Ekspres.

Tradisi Ngadu Bedil Kawung, merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh warga desa Cibitung, Kecamatan Rongga menyalakan meriam yang dibuat dari pohon aren.

Meriam tersebut mengeluarkan dentuman suara dari proses pembakaran gas Kalsum karbida atau karbit yang sudah dicampur dengan air.

“Teu aya juri, teu aya panitia, sadayana guyub, tujuanna mah hiburan raramean (tidak ada juri, tidak ada panitia, semuanya berbarengan, tujuannya liburan bareng-bareng),” kata Kepala Dusun Desa Cibitung, Agus saat ditemui oleh JabarEkspres.com, Jumat 21 April 2023.

Tradisi ngadu bedil kawung ini digelar pada 2 Syawwal, setelah halal bihalal di waktu malam hingga pagi menjelang.

“Pokoknya engga menganggu aktivitas malam takbir, dan kalaupun nanti azan harus berhenti sama shalat dulu, baru dilanjut lagi,” tutur Agus.

Tradisi Ngadu Bedil Kawung ini kerap dilakukan oleh masyarakat di Desa Cibitung, bahkan sebagian orangtua memotivasi anak-anak mereka agar menamatkan puasa sebulan full dengan hadiahnya, dibuatkan meriam dari pohon aren ini.

“Dahulu, orang tua memotivasi supaya anak-anaknya tamat menjalankan ibadah puasa dengan cara akan dibuatkan bedil Kawung ini,” kataAgus.

Selain itu, kata Agus, dahulu sesepuh di desa Cibitung, Rongga ini jadikan sebagai penyambutan pada pernikahan.

“Kapungkur oge kantos dijantenkeun kanggo dinikahan, saperkawis penyambutan kitu,” sahut Agus.

Namun hal tersebut berubah di tahun 1980-an, menurut seorang tokoh di Desa Cibitung yaitu Yusuf, 54, yakni jadi kebiasaan memeriahkan Idul Fitri.

“Dari saya sejak kecil udah ada, sekitar tahun 1982 sudah ada,” kata Yusuf.

Yusuf juga mengatakan bahwa Ngadu Bedil Kawung ini tidak digelar disembarang tempat, supaya tidak menganggu kenyamanan dan ketentraman warga.

Untuk itu warga melakukan musyawarah untuk lokasi meriam aren dan waktu yang pas, kata Yusuf, biasanya digelar di dua bukit berbeda.

Sentimen: positif (79.9%)