Sentimen
Negatif (98%)
21 Apr 2023 : 20.50
Informasi Tambahan

Kasus: PHK

Waspada 'Lonceng Kematian', Ramai Negara Siap 'Gempur' RI

21 Apr 2023 : 20.50 Views 2

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Waspada 'Lonceng Kematian', Ramai Negara Siap 'Gempur' RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan pasar di sejumlah negara memicu industri manufaktur RI berorientasi pasar mulai linglung. Pembatalan dan pengurangan order mulai terjadi hingga menekan produksi pabrik bahkan 50%.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT), hulu ke hilir sampai pabrik pakaian dalam, juga industri alas kaki mulai melakukan efisiensi. Tak hanya merumahkan karyawan, tapi juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kini, penurunan pembelian di pasar ekspor mulai membuat industri mainan anak. Meski belum memicu PHK, namun pengusaha mainan anak mulai was-was.

-

-

Pasalnya, ada indikasi penumpukan stok di pasar luar negeri, salah satunya Eropa.

"Saya dengar dari luar bahwa banyak yang sudah overstock, di Eropa, mereka akan lempar semua ke pasar Asia. Dari beberapa industri bilang turun karena pasar bergairah cuma Asia, yang masih dianggap bagus market Asia," kata Eko kepada CNBC Indonesia, Senin (7/11/2022).

Kondisi serupa sebelumnya pernah disuarakan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).

Ketua Umum API Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengungkapkan, raksasa tekstil dunia, seperti China, Bangladesh, dan Vietnam bisa saja menerkam pasar Indonesia. Menyusul pelemahan di pasar ekspor utama, seperti AS dan Uni Eropa. Yang juga adalah tujuan ekspor tekstil Indonesia.

Menurut Jemmy, kondisi itu bisa memicu pemain tekstil mencari pasar yang besar, seperti Indonesia.

"Negara pengekspor TPT seperti China, Bangladesh, Vietnam akan berusaha untuk menyerang atau menjual produknya ke negara lain, seperti Indonesia. Ini salah satu upaya mereka juga dalam melindungi pekerja di negaranya," kata Jemmy.

"Yang kita khawatir adalah pelemahan daya beli dan derasnya produk impor menyerang market Indonesia yang daya belinya masih lebih baik di bandingkan negara lain," tambah Jemmy.

Sementara itu, gelombang PHK dilaporkan masih berlanjut. Terbaru, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) melaporkan, hingga akhir Oktober 2022, sudah ada 79.316 buruh di sektor padat karya jadi korban PHK.

Dan, angka tersebut belum termasuk jumlah buruh yang jadi korban PHK di industri alas kaki nasional yang dilaporkan juga mengalami penurunan permintaan ekspor 40%-50%.

Di mana, menurut Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri, industri alas kaki di Tanah Air sejak Juli 2022 terus mengalami penurunan order ekspor.

Menyusul tekanan ekonomi akibat lonjakan inflasi di negara-negara tujuan ekspor, seperti Amerika Serikat (AS) dan negara Uni Eropa (UE). Yang mendorong konsumen lebih mengutamakan belanja energi maupun bahan makanan.

"Tanpa dukungan pemerintah, PHK mungkin akan semakin massif mulai akhir tahun ini sampai tahun depan. Data yang kami rekap, sudah ada 22.500-an buruh pabrik alas kaki yang sudah di-PHK," kata Firman.


[-]

-

'Badai Datang', 900 Orang Buruh Tekstil di Jawa Barat Di-PHK
(dce/dce)

Sentimen: negatif (98.5%)