Sudan Mencekam 185 Orang Tewas, Bantuan Kemanusiaan Sulit Akses Ibu Kota Khortoum
iNews.id Jenis Media: Nasional
JENEWA, iNews.id - Ibu kota Sudan, Khartoum, sangat sulit diakses untuk memberikan bantuan kemanusiaan menyusul perang saudara yang berlangsung sejak akhir pekan lalu. Sejauh ini 185 orang tewas dan ribuan lainnya luka, mayoritas warga sipil, akibat pertempuran antara paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dengan tentara Sudan.
Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) memperingatkan sistem layanan kesehatan di Khartoum terancam lumpuh karena ibu kota tak bisa diakses.
"Faktanya adalah saat ini hampir tidak mungkin untuk menyediakan layanan kemanusiaan di dalam dan sekitar Khartoum," kata Farid Aiywar, kepala delegasi IFRC untuk Sudan, dikutip dari Reuters, Selasa (18/4/2023).
IFRC menerima telepon dari berbagai organisasi serta individu yang terjebak di ibu kota, meminta untuk dievakuasi segera.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap sejauh ini mendokumentasikan tiga serangan terhadap fasilitas perawatan kesehatan yang menewaskan sedikitnya tiga orang.
"Serangan terhadap perawatan kesehatan merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum kemanusiaan dan hak atas kesehatan, sehingga serangan harus dihentikan sekarang," kata juru bicara WHO, Margaret Harris.
Pertempuran antara tentara Sudan dan paramiliter RSF telah menewaskan sedikitnya 185 orang dan melukai lebih dari 1.800 orang. Kelompok paramiliter awalnya mengklaim merebut istana presiden, bandara, serta fasilitas lain dalam upaya kudeta. Klaim itu dibantah tentara Sudan hingga pertempuran pecah di Khartoum dan sekitarnya sampai saat ini.
Editor : Anton Suhartono
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel:Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.
Sentimen: negatif (88.9%)