Sentimen
Positif (99%)
20 Apr 2023 : 05.16
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Gunung, Yogyakarta

Tokoh Terkait

Muhammadiyah Singgung Pemimpin Transformatif: Pemimpin Tak Perlu Malu dan Tutupi Masalah Bangsa

20 Apr 2023 : 12.16 Views 2

Gatra.com Gatra.com Jenis Media: Nasional

Muhammadiyah Singgung Pemimpin Transformatif: Pemimpin Tak Perlu Malu dan Tutupi Masalah Bangsa

Yogyakarta, Gatra.com – PP Muhammadiyah meminta pemerintah dan pejabat negara lebih bijaksana dan arif dalam menyikapi perbedaan di masyarakat, termasuk soal waktu Idulfitri. Kepemimpinan yang transformatif dinilai mampu membawa negara ini berubah positif dan tidak ribut terus.

Pernyataan ini disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat menggelar buka puasa bersama, Selasa (18/4) malam.

“Kepemimpinan yang transformatif itu ditandai dengan mampu memobilisasi aset bangsa demi mewujudkan agenda di masa depan dan bertanggungjawab dalam mengelola sumber daya yang dimiliki negara,” kata Haedar.

Tak hanya itu, kepemimpinan yang transformatif mampu menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa dengan jiwa yang tulus. Pemimpin tidak perlu malu ketika bangsanya memiliki masalah.

Menurut Haedar, ketika pemimpin terus menerus menutupi masalah yang dihadapi bangsanya, masalah itu kemungkinan akan menjadi gunung es dan membuat pusing terus-menerus.

“Kehidupan berbangsa ada perbedaan. Demikian juga dengan kehidupan beragama. Tapi silakan perdebatan untuk membahas perbedaan itu diselesaikan dengan keilmuan yang paling optimum,” lanjutnya.

Haedar menegaskan Islam sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ilmu tidak boleh dicampuri dengan kekuasaan dan harus terbuka.

Dalam pernyataan resminya, Haedar meminta perdebatan pelaksanaan Idulfitri pada 21 atau 22 April dicukupkan. Terlebih adanya debat kusir yang membuat sesama umat Islam saling merendahkan, membenci, bahkan membuka kemungkinan permusuhan.

Di pesan kedua, Haedar mengatakan, jika memang Idulfitri berbeda besok, pejabat negara, elit politik, agamawan, dan warga mesti saling menghargai dan mengambil hikmahnya.

Kepada umat Islam yang merayakan Idulfitri pada 21 April, Haedar memohon tidak ada perilaku yang berlebihan dan tetap bersahaja dan menjaga norma.

“Tidak boleh mentang-mentang merayakan Idulfitri, membikin pernyataan yang mengganggu toleransi. Tetap menghargai yang masih puasa. Perbedaan ini menggambarkan kedewasaan dan kematangan bangsa kita,” tutupnya.

14

Sentimen: positif (99%)