Sentimen
Positif (93%)
17 Apr 2023 : 20.28
Informasi Tambahan

BUMN: Perum BULOG

Kab/Kota: Penggilingan

Bapanas ungkap kiat stabilisasi harga beras

17 Apr 2023 : 20.28 Views 3

Alinea.id Alinea.id Jenis Media: News

Bapanas ungkap kiat stabilisasi harga beras

Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menugaskan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) untuk melakukan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) komoditas beras selama 2023 minimal 1,2 juta ton. Dalam pelaksanaannya, Bapanas dan Bulog juga berkolaborasi dengan sejumlah pihak guna memastikan stok dan harga beras di pasaran tidak mengalami lonjakan.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, mengatakan, pihaknya telah menyalurkan SPHP beras sebanyak 9 ton hingga 3 Maret 2023 untuk meredam laju peningkatan harga di tingkat konsumen.

"Pada 2023 ini sudah kita tetapkan bahwa cadangan pangan, khususnya beras, sebanyak 2,4 juta ton dengan ending stoknya adalah 1,2 juta ton. Ini sudah kami tugaskan kepada Bulog," kata Ketut dalam Alinea Forum bertajuk "Memperkuat CBP dari Pengadaan Dalam Negeri" yang ditayangkan daring, Senin (17/4).

Melalui penugasan tersebut, Bulog melakukan berbagai penyerapan untuk memenuhi stok beras. Meski demikian, ada beberapa faktor yang menyebabkan harga gabah dan beras masih tinggi, padahal harga pembelian pemerintah (HPP) telah dinaikkan. HPP gabah kering panen saat ini sebesar Rp5.000 per kilogram, sedangkan beras di gudang Bulog Rp9.950 per kilogram.

Salah satu faktornya, kata Ketut, adalah sebagian besar penggilingan tak memiliki stok saat masa panen 2023. Kemudian, sebagian besar stok padi disimpan para petani rumah tangga.

"Memang betul ada beberapa analisis. Setelah kami turun ke lapangan, mereka berproduksi, tapi 40% digunakan untuk sendiri. Jadi, ini ada kemungkinan juga memang dari sisi surplus," tutur Ketut.

Faktor lainnya, prognosis neraca beras nasional yang dibuat Bapanas tak memasukkan kebutuhan cadangan pangan. Namun, Ketut mengatakan, konsumsi beras tiap tahun masih terbilang surplus.

Meski demikian, bagi Ketut, yang terpenting adalah bagaimana strategi yang dilakukan Bulog dapat menjaga harga beras tetap stabil.

Sentimen: positif (93.4%)