Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Surabaya, Palu
Kasus: Narkoba, pembunuhan
Tokoh Terkait
IPW: Pengungkapan Judi Online Hanya Alibi, Agar Polri Tidak Terlibat dengan Geng Sambo
SuaraSurabaya.net Jenis Media: News
Maraknya pengungkapan kasus perjudian dan narkoba yang dilakukan oleh jajaran kepolisian, dinilai hanya sebuah langkah yang reaktif untuk membuktikan bahwa polri anti judi dan tidak terlibat geng Ferdy Sambo (FS), jenderal bintang dua yang diduga menjadi otak pembunuhan Brigadir Josua Hutabarat (J) ajudannya sendiri.
Penilaian ini disampaikan Sugeng Teguh Santoso Ketua Indonesia Police Watch (IPW) saat berbincang di Program Wawasan Radio Suara Surabaya Senin (22/8/2022) pagi.
“Kalau hanya pengungkapan kroco-kroco saja, sementara bandarnya lepas saya rasa tidak ada yang istimewa. Ini hanya ingin menunjukkan kalau mereka tidak ingin dikaitkan dengan geng Sambo.” terangnya.
Dia juga mengatakan, sebelumnya IPW dan beberapa pengamat menilai akan ada serangan balik dan geng FS lewat sosial media. Dan itu terbukti, dua hari setelah skema konsorsium 303 beredar di masyarakat, saat ini ada serangan balik yang menyudutkan peran Komjen Pol Agus Andrianto Kabareskrim Polri sebagai pelindung judi. Namanya muncul dalam skema Konsorsium 303 kelompok Medan Sumatera Utara.
“Munculkan serangan tersebut, sepertinya di Mabes Polri pejabat utama maupun Mabes Polri ada pergesekan di dalamnya, dugaan saya memang ada perang bintang,” kata Sugeng tentang kemungkinan ada perang bintang di tubuh Polri.
Sugeng mengatakan bahwa skema Konsorsium 303 yang tersebar di media sosial mirip dengan dokumen yang didapatkan IPW,
“Saya dapat itu lebih lengkap, termasuk aliran dana, laporan keuangan, tempat-tempat perjudian di Jakarta dan sekitarnya, dan hasil sadapan komunikasi lewat telegram. Tugas Polisi membuktikan ini dengan jelas,” katanya.
Dalam skema konsorsium 303 yang masih belum terbukti kebenarannya, dan belum diketahui sumber pastinya itu menempatkan nama Irjen FS sebagai “Kaisar Sambo”. Disebutkan setiap tahunnya FS dan kroninya menerima setoran lebih dari 1.3 T dari bandar judi dan bos judi dari Batam, Jakarta dan sejumlah tempat lain.
Bahkan dalam flowchart tersebut menampilkan aliran dana dari Surabaya dari hasil judi dan investasi, yang menyeret dua nama Crazy Rich Surabaya. Belakangan, lewat akun Instragram pribadinya dua orang Crazy Rich tersebut menyatakan tidak terkait dengan Konsorsium 303.
Sementara dalam Konsorsium 303 Kelompok Medan Sumatera Utara yang tersebar di media sosial, menempatkan Kabareskrim Polri berada di pucuk pimpinan sebagai pihak yang diduga menerima setoran dari bos judi online kelompok Medan, Apin BK dan Asiang alias Rusli Ali dkk.
Meski belum terbukti kebenarannya, dan belum diketahui sumber pastinya. Namun dokumen Konsorsium 303 yang menempatkan Irjen FS sebagai Kaisar Sambo, tampaknya meyakinkan publik. Apalagi di dalamnya juga termuat mafia judi yang diungkap bersamaan menjadi sebuah modus operasi alibi, agar terkesan Polri tidak terlibat dengan geng Sambo.
“Jadi harusnya Polri melakukan penyelidikan, benar tidak ada konsorsium 303. Harus dibuktikan secara tranparan, jika tidak maka kepercayaan publik pada polisi semakin turun. Termasuk pengungkapan kasus perjudian, kalau diibaratkan, Polri itu seperti paku. Kalau tidak dipukul dengan palu tidak akan masuk kedaalam. Artinya, kalau tidak didorong dengan sesuatu yang viral atau mendesak, tidak cepat tanggap,” jelasnya.
Sugeng berharap pengungkapan kasus perjudian yang dilakukan oleh Polri bersifat continue (berkelanjutan), dan tidak hanya dilaksanakan hanya demi memperbaiki citra atau kepercayaan publik semata namun karena sudah menjadi tugas dan fungsinya sebagai penegak hukum. (rst)
Sentimen: positif (78%)