Moeldoko Beberkan Kendala Penanaman Sorgum di Sumba Timur
Detik.com Jenis Media: News
Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membeberkan kendala penanaman sorgum di Sorgum di Sumba Timur. Kendala utama yakni hama Belalang Kembara.
"Kendala utama di sini yang utama itu hama belalang," kata Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) kepada wartawan saat panen sorgum di Desa Palakahembi, Waingapu, NTT, Rabu (12/4/2023).
Kendala lain yakni kontur tanah. Moeldoko menyebut di musim kering tanaman apapun sulit tumbuh.
"Kedua tanah di sini agak unik ya kalau musim kering itu apa pun sulit tumbuh. Tanah ini kalau kena hujan menyulitkan mekanisasi karena berlumpur, sehingga harusnya 1 hektar sekian jam ini menjadi terhambat. Itu hambatan-hambatan lapangan. Begitu tumbuh itu muncul belalang. Tapi pada saat menanam kita menghadapi masa-masa kering itu sungguh sulit," tambahnya.
Moeldoko mengatakan mulanya akan menanam Sorgum di lahan seluas 200 hektare (ha). Namun karena adanya hama yang menyerang saat awal penanaman sorgum, menyebabkan penanaman terbatas pada 100 ha hektare.
Di mana akhirnya, kata dia, sorgum yang berhasil dipanen hanya pada lahan 50 ha. Sisanya tak berhasil tumbuh karena serangan hama belalang.
Untuk diketahui, Pemerintah Kabupaten Sumba Timur sempat membuat gerakan untuk memusnahkan hama belalang secara serentak pada (6/2) lalu. Di mana, pemerintah memberi pengganti lelah berupa 2 kg beras untuk 1 kg belalang kembara yang berhasil ditangkap.
Hasilnya, gerakan itu berhasil menangkap sebanyak 21 ton belalang.
Selanjutnya, kendala lain sebut Moeldoko yakni sulitnya mendapat bibit sorgum menjadi kendala lainnya. Sehingga hasil panen kedua tersebut akan difokuskan untuk penangkaran benih.
"Ini memang untuk pembibitan, tetapi begini, dari apa seperti ini nanti tidak semuanya bisa dibibit, biasanya hanya 45 persen. Sisanya bisa jadi tepung. Kita akan seleksi menjadi benih-benih yang betul-betul bisa kita tanam di lapangan," imbuhnya.
Sementara, Manager Project M-Tani Herman menuturkan kendala lainnya dalam menanam sorgum yakni ketersediaan alat dan mesin pertanian (Alsintan). Saat ini, kata dia, pihaknya masih menggunakan cara manual baik olah lahan, menanam, hingga panen.
"Alat panennya kita masih belum punya, jadi masih manual satu-satu, jadinya makan waktu cukup banyak," ucapnya.
Sebelumnya Presiden Jokowi telah melakukan penanaman bibit dan meninjau panen raya sorgum perdana di lahan tersebut pada Kamis (02/06/2023) lalu. Jokowi berharap sorgum dapat menjadi alternatif pangan bagi masyarakat.
"Kita ingin banyak alternatif-alternatif, banyak pilihan-pilihan yang bisa kita kerjakan di negara kita, diversifikasi pangan, alternatif-alternatif bahan pangan. Tidak hanya tergantung pada beras karena kita memiliki jagung, memiliki sagu dan juga ini sebetulnya tanaman lama kita, yang ketiga adalah sorgum," ujarnya usai peninjauan.
Jokowi menilai diversifikasi dan alternatif pangan ini diperlukan dalam menghadapi ancaman krisis pangan dunia di masa sekarang dan akan datang. Peringatan akan krisis pangan, katanya, sudah disampaikan oleh Badan Pangan Dunia atau FAO dan juga Perserikatan Bangsa-Bangsa.
(eva/eva)Sentimen: negatif (100%)