Sentimen
Positif (84%)
12 Apr 2023 : 18.44
Informasi Tambahan

Event: Ramadhan

Grup Musik: APRIL

Institusi: ITB

Kab/Kota: Biak

Momen Langka, Gerhana Matahari Hibrida akan Terjadi pada 20 April 2023

12 Apr 2023 : 18.44 Views 3

Prfmnews.id Prfmnews.id Jenis Media: Nasional

Momen Langka, Gerhana Matahari Hibrida akan Terjadi pada 20 April 2023


PRFMNEWS - Gerhana Matahari Hibrida akan terjadi pada 20 April 2023. Hal tersebut merupakan peristiwa yang cukup langka, sebab ada dua macam gerhana dalam satu fenomena.

Melansir dari laman resmi BRIN, Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana ada daerah yang mengalami Gerhana Matahari Total dan ada pula yang mengalami Gerhana Matahari Cincin (tergantung dari lokasi pengamat).

Kejadian tersebut disebabkan oleh kelengkungan Bumi. Indonesia sendiri, sudah mengalami gerhana matahari beberapa kali yaitu pada tahun 1983 terjadi Gerhana Matahari Total, Gerhana Matahari Cincin tahun 2019, dan Gerhana Matahari Total tahun 2016.

Baca Juga: Catat Tanggalnya ! Berikut 3 Fenomena Gerhana yang Bisa Disaksikan di Indonesia Pada Tahun 2023

Menurut Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN, Emanuel Sungging menyebutkan, bahwa Gerhana Matahari juga dapat berdampak pada perilaku makhluk hidup entah itu hewan atau tumbuhan.

"Peneliti disiplin ilmu lain dapat melakukan penelitian pengaruh gerhana matahari terhadap perilaku makhluk hidup baik itu hewan atau tumbuhan. Selain itu seperti di bidang ilmu sosial, peneliti di bidang tersebut juga dapat melakukan penelitian etnoastronomis, terkait bagaimana budaya yang timbul di masyarakat terkait adanya gerhana matahari hibrida," ujar Emanuel.

Selain itu, Gerhana Matahari Hibrida yang akan terjadi pada 20 April 2023 nanti akan berlangsung selama 3 jam 5 menit mulai dari durasi kontak awal hingga akhir jika diamati dari Biak, dengan durasi fase tertutup total 58 detik.

Baca Juga: Apakah Sholat Gerhana Boleh Dilakukan Sendirian? Begini Penjelasan Kyai Ahmad Zahro

Sementara itu jika diamati dari Jakarta, durasi dari kontak awal hingga akhir adalah 2 jam 37 menit. Namun jika diamati dari Jakarta, persentase tertutupnya matahari hanya sebesar 39%.

Sedangkan, Premana W. Premadi, pengajar di Astronomi ITB mengatakan untuk melakukan pengamatan, jangan sekali-kali melihat secara kasat mata ke arah Matahari ataupun fenomena yang menyertainya seperti Gerhana Matahari.

Baca Juga: Akhir Ramadhan Ini akan Terjadi 2 Jenis Gerhana Matahari dalam Satu Waktu

"Apalagi jika menggunakan peranti optis seperti binokuler atau teleskop, harus disertai dengan filter khusus matahari (solar filter). Pengamatan tanpa filter matahari dapat membuat gangguan kesehatan mata secara serius, bahkan pada taraf tertentu dapat menyebabkan kebutaan," jelasnya.***

Sentimen: positif (84.2%)