PIKIRAN RAKYA - Kasatgas Gakkum Ops Damai Cartenz 2023 Kombes Pol. I.G.G. Era Adhinata mengatakan telah mengamankan senjata api (senpi) dan 415 amunisu berbagai kaliber dari markas KKB yang berada di Sagu Lima Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Kombes Era menambahkan terungkapnya lokasi penyimpanan senjata api, amunisi dan berbagai peralatan telekomunikasi itu berdasarkan penyelidikan dan keterangan dari Yomce Lokbere anggota KKB yang ditangkap Rabu 5 April 2023.

Yomce Lokbere merupakan anak buah Egianus Kogoya, pimpinan KKB Papua yang menculik pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru Philip Mark Merthens (37).

Adapun senpi dan amunisi yang diamankan adalah senjata panjang AR 15, senapan angin, GLM dan senjata api jenis FN masing-masing satu pucuk, 415 butir amunisi berbagai kaliber di antaranya kaliber 5,56 sebanyak 360 butir, lima HT Ocom, laptop, teroping, kamera merk Canon, teleskop dan radio SSB.

Baca Juga: Prabowo Subianto Terima Kunjungan Cak Imin, Ketum PKB Berikan Pujian: Surveinya Semakin Tinggi

Lebih lanjut, Kombes Era menjelaskan barang bukti diamankan di Mapolres Mimika di Timika.

Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring menegaskan TNI dan Polri dalam melaksanakan operasi pembebasan sandera lebih mengutamakan keselamatan pilot.

Dalam keterangan persnya yang didampingi Kasatgas Gakkum Ops Damai Cartenz 2023 Kombes Pol. I.G.G. Era Adhinata, Brigjen TNI JO Sembiring mengajak masyarakat agar tidak percaya dan terjebak dengan narasi yang disampaikan KKB yang meminta dihentikannya operasi militer.

"Apa yang disampaikan itu adalah propaganda," tegas JO Sembiring.

Danrem 172 yang menjabat sebagai Komandan Kolakops TNI yang memimpin operasi pencarian pilot Susi Air mengakui pencarian terhadap keberadaan pilot Philip terus dilakukan.

"Butuh waktu karena kita memprioritaskan keselamatan pilot yang disandera sejak tanggal 7 Pebruari," ucap Brigjen TNI J.O. Sembiring.

Komandan Korem 172/PWY mengakui, secara umum situasi keamanan di Papua relatif kondusif, walaupun ada beberapa wilayah yang terjadi gangguan keamanan dari gerombolan kelompok bersenjata.***