AYOBOGOR.COM -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, belum ada instruksi memakai masker atau meningkatkan kewaspadaan penyebaran virus Covid-19 saat mudik dan libur Lebaran 2023.

Maka itu, ia memperkirakan, masyarakat bebas dari protokol kesehatan atau prokes yang ketat selama menjalankan aktivitas Ramadhan 2023.

"Enggak ada, di Kota Bogor landai semua, di pusat rumah sakit atlet sudah ditutup resmi. Jadi belum ada instruksi dari pusat peningkatan kasus atau meningkatkan kewaspadaan, masih landai," kata Bima Arya dilansir dari Republika.co.id pada Sabtu, 8 April 2023.

Ia optimistis semua masyarakat dapat menjemput Hari Kemenangan dengan penuh kebersamaan, tidak seperti dua tahun ke belakang.

"Insya Allah kita menjemput hari kemenangan dengan kebersamaan, tidak usah pakai, kira-kira begitu," ujar Bima Arya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sedang mengevaluasi prosedur protokol kesehatan (prokes) di ruang publik dalam rangka mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang dipicu varian baru menjelang aktivitas mudik Lebaran 2023.

"Prokes lagi dievaluasi, walaupun Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kalau anda sehat, anda bisa tidak menggunakan masker pada ruangan tertutup," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.

Menurutnya, ketentuan prokes di ruang publik perlu memastikan kesehatan dari setiap individu yang saling berinteraksi. Terhadap mereka yang sedang sakit atau bergejala masih perlu patuh pada prokes yang berlaku bagi pelaku perjalanan dalam dan luar negeri.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, jumlah pemudik Lebaran 2023 diperkirakan mencapai 123 juta orang atau meningkat dibandingkan dengan pada 2022 yang 85 juta orang.

Dalam rangkaian persiapan mudik 2023, pemerintah telah menetapkan perubahan jadwal cuti bersama Lebaran dari sebelumnya 21-26 April 2023 menjadi 19-25 April 2023, untuk memberi kesempatan masyarakat mengambil cuti lebih awal dan menghindari dari penumpukan massa pada puncak mudik.

Sejauh ini Muhadjir mengatakan, belum ada edaran khusus berkaitan dengan protokol kesehatan Covid-19 selama aktivitas mudik.