Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Domba
Kab/Kota: Malang
Wakil Ketua PDIP Kabupaten Malang Komentari Pembelaan Berlebihan Kader Demokrat ke Emil Dardak
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Malang (beritajatim.com) – Pembelaan tak berdasar kader Partai Demokrat pada Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak disayangkan oleh kader PDI Perjuangan (PDIP). Sebelumnya diketahui, Ketua BPOKK DPD Demokrat Jatim, Mugianto, menyebutkan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tidak memiliki etika politik yang baik lantaran melontarkan kritik pada Emil Dardak.
Pernyataan Mugianto menyulut komentar dari para pengurus dan kader partai PDIP. Salah satunya Wakil Ketua PDIP Kabupaten Malang, Abdul Qodir alias Adeng.
Adeng menyebut jika pendapat Hasto dilontarkan berdasarkan laporan beberapa kepala daerah dari PDIP di Jawa Timur yang mengaku lebih direspon Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa daripada Wakilnya, Emil Dardak. Berdasarkan laporan itu, Hasto menjawab pertanyaan awak media sesuai realita yang dialami kepala daerah dari PDI Perjuangan di Jawa Timur.
Hasto mengaku tak tahu mengapa Emil bersikap demikian. Namun oleh Ketua BPOKK DPD Demokrat Jatim, Mugianto, Hasto dikatakan tidak mengedepankan etika politik yang baik. Mugianto mengatakan Hasto menetapkan politik adu domba, politik belah bambu dan politik yang memecah belah.
Menurut Adeng, sikap Mugianto tersebut menunjukkan ketidakdewasaan berpolitik. Alasan Adeng, sikap kritis Hasto seyogyanya dimaknai sebagai kontrol sosial pada pejabat publik. Hasto menurut Adeng, memposisikan Emil sebagai Wagub Jatim, bukan Ketua Demokrat Jatim.
“Sebagai politisi Mugianto harusnya paham. Bahwa Pak Sekjen kami menyampaikan buah pemikiran kritis, bukan tuduhan yang tak berdasar. Itu adalah temuan Pak Hasto berdasarkan laporan kepala daerah,” tandas Adeng pada Selasa (18/10/2022).
Adeng menjelaskan pada Mugianto soal pemikiran kritis. Menurutnya, pemikiran kritis muncul dari proses kemampuan mendapatkan informasi yang relevan lalu memisahkan dari informasi yang tidak relevan.
Jika pemikiran kritis itu dibalas dengan sikap kebencian apalagi menyerang pribadi, justru Adeng mempertanyakan konsep pengkaderan di Demokrat selama ini seperti apa. “Kok sangat kontradiktif dengan nama partainya Demokrat namun sikap dan tindakan politiknya tak mencerminkan sosok yang demokrat, gimana sih konsep pengkaderan di Partai Demokrat” kata Adeng lebih lanjut.
Seharusnya sikap pemikiran kritis dapat ditanggapi dengan pemikiran kritis pula yang mengedepankan konsep serta gagasan bermutu. Bukan menyerang pribadi yang kurang mencerminkan pendidikan politik yang baik.
“Dari hilir sampai hulu, kader Partai Demokrat ini sama semua, melakukan serangan balik dengan menyerang pribadi, itu tandanya mereka tidak menemukan jalan keluar sebagai problem solving dari masalah. Nggak dewasa banget. Apa nggak bikin malu itu, akhirnya rakyat sendiri berpikir jika kalangan mereka pegang kekuasaan, jadi ngeri juga kan,” tutupnya. (dan/kun)
Sentimen: negatif (100%)