Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Pemilu 2014
Kab/Kota: bandung, Jember
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Bukan Cebong, Bukan Kampret, Tapi Cepret
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Jember (beritajatim.com) – Partai Gerakan Indonesia Raya tidak mau larut dengan pembelahan politik di Indonesia yang direpresentasikan dengan sebutan-sebutan ‘cebong’, ‘kampret’, dan ‘kadrun’. Gerindra menawarkan politik jalan tengah yang merangkul semua.
Hal ini dikemukakan Bambang Haryadi, Ketua Bidang Pemberdayaan Legislatif Daerah Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, dalam acara pengukuhan pengurus anak cabang dan kaderisasi, di Hotel Bandung Permai, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (19/10/2022).
“Beberapa bulan ke depan, kita akan melihat kontestasi politik besar dan sudah mulai menajam. Mungkin pada awal tahun akan semakin panas,” kata Bambang.
Bambang merasakan terjadinya pembelahan cukup tajam di masyarakat setelah Pemilu 2014 dan 2019. “Kita tidak ingin terjadi pembelahan lagi ke depan. Saatnya kita bersatu, tidak saling menghujat,” kata alumnus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ini.
Bambang meminta kepada seluruh kader dan pengurus Partai Gerindra untuk berkampanye secara positif. “Sampaikan apa yang telah kita lakukan. Ajaklah semua bersatu, karena persatuan menguatkan bangsa kita ke depan. Jika terjadi polarisasi, pemerintahan tidak akan stabil ke depannya, yang jadi korban rakyat,” katanya.
Bambang meminta seluruh kader Gerindra tidak menjelek-jelekkan pihak lain. “Sekarang sudah ada dua kubu besar dan sudah mulai meruncing. Tidak lama lagi kita akan mendengar namanya ‘cebong’ dan ‘kampret’. Kita bukan ‘cebong’ dan ‘kampret’. Kita ‘cepret’, kita ‘cebong’ setengah ‘kampret’,” katanya, disambut tawa hadirin.
“Jadi tolong kepada teman-teman. Sebelah kanan ada Pak Anies (Baswedan), sebelah kiri ada Pak Ganjar (Pranowo). Silakan saja, kita tidak ikut itu. Kita akan mempersatukan rakyat Indonesia. Dan itu dinyatakan Pak Prabowo ketika menghadapi perpecahan, beliau tidak ingin jadi simbol perpecahan itu. Itu salah satu yang mendasari Pak Prabowo masuk ke dalam pemerintahan Pak Jokowi,” kata Bambang.
“Partai Gerindra tidak ingin turut serta dalam pembelahan masyarakat ke depan. Partai Gerindra ingin menjahit perpecahan itu jadi satu persatuan Indonesia, dan Prabowo adalah salah satu simbol tokoh yang bisa mempersatukan pembelahan tersebut,” katanya disambut tepuk tangan hadirin.
“Kami Gerindra ingin menyatukan. Tidak ada lagi pembelahan ‘cebong’ maupun ‘kampret’. Kami akan ada di antara ‘cebong’ dan ‘kampret’. Tidak ada itu ‘cebong’, ‘kampret’, atau ‘kadrun’. Yang ada adalah warga negara Indonesia. Gerindra menawarkan politik jalan tengah,” kata Bambang.
“Wes wayahe rakyat Indonesia bersatu. Jangan kita ikut dan turut memanas-manasi kondisi. Kita kampanye yang sejuk. Kita kampanye yang membahagiakan. Tapi bukan berarti joget-joget,” kata oria berkacama mata ini.
“Kampanye yang membahagiakan adalah kampanye yang memberikan rasa nyaman dan rasa tenteram. Bukan menebar kebencian. Satu menyampaikan itu kelompok Islam radikal. Satu menyatakan bahwa itu kiri ekstrem. Kita di tengah saja. Yang di tengah itu yang diperebutkan,” kata Bambang. [wir/kun]
Sentimen: positif (44.4%)