Mahfud MD dan Haedar Nashir di PP Muhammadiyah (Foto: IG@haedarnashirofficial)

Krjogja.com - YOGYA - Usai ramai bongkar dugaan kasus korupsi di lingkungan Kemenkeu di hadapan Komisi III DPR RI, Menko Polhukam Mahfud MD bertemu dengan jajaran PP Muhammadiyah, Senin (3/4/2023). Sejumlah topik dibahas, termasuk soal agenda pemberantasan korupsi yang lagi ramai dibicarakan.

Mahfud MD di Kantor PP Muhammadiyah diterima langsung oleh Ketua Umum Haedar Nashir bersama jajarannya. Hasil pembicaraan disampaikan oleh Haedar Nashir kepada wartawan.

Mengenai pemberantasan korupsi, baik Mahfud dan Muhammadiyah menganggap pemberantasan korupsi mesti menjadi komitmen bersama seluruh komponen bangsa, terutama seluruh pejabat negara.

Baik lembaga legislatif, eksekutif, maupun yudikatif, semuanya harus memiliki komitmen yang tinggi untuk taat pada konstitusi dan menjauhi segala praktik korupsi. "Hal tersebut penting agar misi menyejahterakan negeri berjalan tanpa hambatan," ujar Haedar.

Nama Mahfud MD dalam beberapa hari terakhir sedang trending setelah bersitegang dengan Komisi III DPR RI, terkait upayanya membongkar dugaan kasus korupsi di Kementerian Keuangan melalui data dugaan pencucian uang. Namun ketegangan mereda, terlebih data dana Rp 349 triliun yang mencurigaan dibenarkan oleh Wamenkeu.

Upaya Mahfud membuka data transaksi dana mencurigakan dan berusaha untuk melakukan penegakan hukum diapresiasi oleh pelukis Wuri Hantoro dengan melukis Mahfud MD dengan penampilan Macho membawa pistol untuk siap menghabisi pelaku kejahatan korupsi.

Persiapan Pemilu

Dalam kesempatan itu Haedar Nashir juga menjelaskan pembicaraan lainnya, yakni seputar persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. "Kami memberi masukan agar Pemilu berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Seluruh komponen yang bertugas dalam pesta demokrasi ini mempersiapkan segalanya," ujar Haedar seperti diungkapkan dari akun IG@haedarnashirofficial.

Mahfud MD dan Haedar Nashir (Foto IG@haedarnashirofficial)

Persiapan ini, kata Haedar dibutuhkan agar masyarakat dapat merasakan Pemilu yang berkeadilan dan berkeadaban, sehingga menghasilkan pejabat-pejabat negara yang dapat memajukan hajat hidup bangsa.

Sedangkan pembahasan ketiga, tentang nilai luhur Pancasila dan agama sebagai komitmen dalam berbangsa dan bernegara. Mengamalkan nilai-nilai luhur yang termaktub dalam Pancasila dan agama mesti menjadi komitmen kebangsaan.

Apalagi mendekati musim Pemilu, seluruh komponen mesti menanamkan nilai-nilai luhur seperti akhlak mulia, keadaban, tasamuh, dan lain-lain, baik dalam perkataan, pemikiran, maupun perbuatan. (*)