PIKIRAN RAKYAT - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebelumnya menyebut Moeldoko dan beberapa petinggi Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang mengajukan peninjauan kembali (PK) terhadap putusan kasasi yang menolak gugatan Moeldoko lewat putusan Nomor 487/K/TUN 2022 pada 29 September 2022.

Namun Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku tidak mengetahui upaya PK terhadap putusan Mahkamah Agung (MA) tersebut.

Wasekjen Demokrat Jansen Sitindaon menepis pernyataan Moeldoko. Ia mengatakan tidak mungkin Moeldoko tidak mengetahui tidak mengetahui adanya upaya PK terhadap keputusan MA tersebut.

"Ajaib benar anda ini pak Mul. Masak menjawab tidak tahu. Berdasarkan bukti surat dibawah, itu bukannya anda? Masak itu Jenderal Pur Moeldoko yg lain?" kata Jansen, dikutip dari akun Twitter pribadinya, Selasa 4 April 2023.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Beri Pesan Khusus untuk Menpora Dito Ariotedjo

Jansen pun berpesan kepada Moeldoko untuk mencabut PK tersebut. Kalau anda sekarang merasa malu pak Mul, masih ada jalan, cabut PK anda itu,” katanya.

Jansen mengingatkan bahwa Moeldoko tidak pernah menjadi Kader Demokrat. Sehingga, Kepala Staf Kepresidenan itu tidak bisa menjadi Ketua Umum.

“Kalau manusia masih pakai akal sehat, tidak ada ceritanya anda itu jadi Ketua Umum Demokrat. Orang anda satu detikpun tidak pernah jadi Kader Demokrat, kok tiba-tiba jadi Ketum Demokrat. Inikan sama saja dgn orang tidak pernah jadi tentara, tiba2 jadi KASAD atau Panglima TNI?” ucapnya.

“Kalau itu terjadi apa anda terima? Dan membenarkannya?” tambahnya.

Baca Juga: Ancaman Pidana bagi Pengimpor Pakaian Bekas, Lima Tahun Penjara hingga Denda Rp5 Miliar

Maka dari itu, Jansen menekankan akan melawan upaya PK yang dikirimkan oleh Moeldoko dan petinggi Demokrat versi KLB Deli Serdang tersebut.

“Terhadap PK anda ini akan kami lawan. Dan hari ini Kontra Memori terhadap PK ini telah kami kirimkan. Dan kami yakin karena ini perkara publik yang terbuka, dan secara akal sehat gampang dicerna, Yang Mulia Hakim Mahkamah Agung akan mengadili ini dgn cermat dan benar sebagaimana putusan-putusan sebelumnya,” katanya.

Konflik internal di tubuh Partai Demokrat hingga saat ini belum surut. Ketum Demokrat AHY menuding ada pihak yang ingin mengambilalih kepimpinan partai.

AHY menyebutkan ada 5 orang yang terlibat dalam upaya kudeta ini. Di antaranya 4 mantan kader, dan seorang lagi adalah pejabat penting di pemerintahan Presiden Jokowi.

Putra Presiden ke-5 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu bahkan para elit itu sedang menyusun Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mengganti pimpinan Partai Demokrat.

Hingga pada 5 Maret 2021, KLB di The Hill Hotel and Resort Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara benar terjadi. Dari hasil KLB, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat kubu KLB, melalui proses voting.

KLB ini membuat Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara. "Hari ini kami berkabung, Partai Demokrat berkabung, sebenarnya bangsa Indonesia juga berkabung, berkabung karena akal sehat telah mati, sementara keadilan supermasi hukum dan demokrasi sedang diuji," kata SBY dalam konferensi pers secara daring, Jumat 5 Maret 2023.

Hingga saat ini, baik Kubu AHY dan Moeldoko saling gantian melaporkan. Dan konflik masih berjalan.***