Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Ngawi
Kasus: pencurian
Tokoh Terkait
Dwi Rianto Jatmiko
Klarifikasi ke Pemdes Jika Ada yang Janjikan Bantuan
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Ngawi (beritajatim.com) – Sudah tiga kali terjadi pencurian perhiasan yang pelakunya berpura-pura menjadi petugas penyalur bantuan sosial dari kecamatan dalam kurun waktu delapan hari terakhir di Wilayah Kabupaten Ngawi. Korbannya merupakan lansia dan hanya memiliki perhiasan sebagai aset. Hal itu mengundang atensi dari Pemkab Ngawi.
Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko mengungkapkan jika pihaknya menghimbau pada masyarakat agar berhati-hati pada para petugas yang mengatasnamakan penyalur bantuan sosial.
“Kami Pemkab Ngawi melalui dinas sosial, kami menghimbau seluruh masyarakat agar tidak tergiur dan agar berhati-hati dalam menanggapi terhadap orang atau pihak yg menawarkan bansos,” kata Mas Antok, sapaan akrab Dwi Rianto Jatmiko pada beritajatim.com, Kamis (20/10/2022).
Mas Antok juga meminta masyarakat agar mengklarifikasi dulu pada perangkat desa atau kepala desa jika ada orang yang menjanjikan realisasi bantuan sosial. “Lebih baik klarifikasi terlebih dahulu ke perangkat atau kepala desa jika ada orang atau pihak yang menjanjikan realisasi bansos. Kami mengingatkan masyarakat,” lanjut pria yang pernah menjabat Ketua DPRD Ngawi itu.
Diketahui, total petugas yang terafiliasi dengan dinas sosial yakni tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK), pendamping program keluarga harapan (PKH), dan pekerja sosial masyarakat (PSM) mencapai sekitar 300 orang lebih. Tugas merekalah yang melakukan pendataan dan membantu penyaluran bantuan sosial kepada keluarga penerima manfaat sekaligus melakukan verifikasi dan validasi data terpadu kesejahteraan sosial.
Salah satu anggota TKSK yakni Didik Eko Suhartono mengungkapkan jika mereka harus memakai name tag dan membawa kartu identitas dengan nama lengkap saat bertugas turun ke masyarakat. Itu berlaku juga bagi pendamping PKH dan petugas PSM.
“Kami dibekali kartu identitas untuk menunjukkan bahwa kami adalah petugas yang terafiliasi dengan dinas sosial. Jika masyarakat tidak percaya pada kami saat kami melakukan pendataan atau hendak menyalurkan bantuan, bisa konfirmasi ke perangkat desa. Itu berlaku bagi petugas mana saja,” kata Didik.
Dia sebagai petugas yang benar-benar bertugas untuk menyalurkan bansos menyayangkan adanya pencurian yang pelakunya mengaku petugas penyalur bansos. “Tentu kami menyayangkan. Padahal kami bertugas semaksimal mungkin, tapi justru ada yang memanfaatkan imej kami untuk mencuri,” katanya. [fiq/suf]
Sentimen: positif (99.8%)