Sentimen
Netral (40%)
3 Apr 2023 : 09.35
Informasi Tambahan

Institusi: UNAIR, Universitas Airlangga

Tokoh Terkait

Hadir atau Tidaknya Putin di KTT G20, Apa Untungnya Bagi RI?

3 Apr 2023 : 09.35 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Hadir atau Tidaknya Putin di KTT G20, Apa Untungnya Bagi RI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin belum memastikan hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 Bali. Namun, perdebatan mengenai perlu dan tidaknya Putin hadir di Bali terus bergulir menyusul terjadinya perang Rusia-Ukraina serta posisi strategis Indonesia sebagai pemegang Presidensi G-20.

Invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari 2022 menjadi alasan mengapa kehadiran Putin di Bali menjadi isu politis yang sangat besar. Invasi tersebut ditentang keras oleh Dunia Barat yang juga sebagian besar menjadi anggota G-20 mulai dari Amerika Serikat (AS), Jepang, hingga anggota Uni Eropa.

Presiden AS Joe Biden bahkan sudah terang-terangan mengatakan tidak ingin bertemu dengan Putin di Bali. Jadi tidaknya kehadiran Putin juga menjadi perbincangan mengingat Indonesia sebagai tuan rumah juga mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menghadiri KTT G-20 di Bali.

Radityo Dharmaputra, dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga, menjelaskan kehadiran Putin di Bali bisa menjadi masalah bagi kelancaran diskusi dan pembahasan kerja sama di antara anggota G-20. Pasalnya, negara-negara Barat terancam walk out jika presiden berusia 70 tahun tersebut hadir secara langsung.

-

-

"Kalau datang bisa ada problem karena hubungan dengan Dunia Barat sedang tidak baik sementara banyak delegasi yang datang dari Negara Barat," tutur Radityo kepada CNBC Indonesia.

Pemegang Master of Arts in Baltic Sea Region Studies dari Universitas Tartu, Estonia tersebut, menjelaskan pertemuan pemimpin negara anggota G-20 juga rawan boikot jika Putin hadir. "Kemungkinan akan terjadi boikot saat Putin berbicara langsung di pertemuan atau orang akan keluar saat makan bersama," imbuhnya.

Radityo mengingatkan apa yang menimpa Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada pertemuan Menteri Luar Negeri G-20 Bali 7-8 Juli 2022 bisa kembali terulang jika Putin hadir secara langsung.

"Ini menjadi tidak produktif karena orang malah keluar," tuturnya.

Pada Juli lalu, negara-negara anggota G-7 (AS, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis) memilih tidak hadir dalam resepsi makan malam menjelang pertemuan menteri luar negeri karena tidak nyaman dengan kehadiran Lavrov.

Lavrov juga memilih walk out setelah berpidato karena terus dicecar sejumlah pertanyaan oleh Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock.

Menurut Radityo, kondisi lebih kondusif kemungkinan akan terjadi jika Putin tidak hadir atau hanya hadir secara virtual saat menyampaikan pidatonya

Sentimen: netral (40%)