Awas Malnutrisi Bisa Picu TBC, Begini Penjelasannya
Krjogja.com Jenis Media: News
Krjogja.com - JAKARTA - PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) mengajak masyarakat untuk mengetahui lebih dekat tentang Tuberkulosis (TBC) yang merupakan salah satu penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit yang telah dikenal sejak tahun 8000 tahun yang lalu ini menular melalui udara dan dapat menginfeksi berbagai organ dalam tubuh manusia, terutama organ paru.
"Sebagian besar TBC mengenai paru, tapi dapat juga mengenai organ lainnya, seperti kelenjar getah bening, otak, selaput pembungkus paru (pleura), saluran pencernaan, saluran kemih, dan ada juga yang mengenai tulang. Jadi, banyak organ tubuh manusia itu dapat terkena TBC karena TBC itu bakterinya suka sama oksigen," ujar dr. Johan Indra Lukito dari Medical Dept. PT Kalbe Farma Tbk, dalam Instagram Live @ptkalbefarmatbk.
Menurut dr. Johan, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena TBC, antara lain imunitas tubuh yang lemah, kurang gizi atau mengalami malnutrisi, faktor usia, penyakit tertentu seperti diabetes, kanker, infeksi HIV/AIDS, serta gaya hidup yang kurang sehat seperti merokok dan minum alkohol. “Tuberkulosis dapat menyerang semua usia, mulai dari bayi baru lahir hingga orang dewasa usia lanjut. Namun, secara epidemiologis, umumnya yang terkena TBC adalah orang dalam rentang usia produktif,” ungkap dr. Johan.
Ada banyak jenis TBC, yakni TBC Paru, TBC Tulang, TBC Meningitis, dan lainnya. Dokter Johan menjelaskan, TBC Paru memiliki tiga komponen dalam pencegahannya. Komponen pertama adalah menjaga daya tahan tubuh agar selalu optimal, dengan menjaga asupan nutrisi, makan makanan yang bergizi seimbang, minum air putih yang cukup, istirahat cukup, olahraga yang rutin.
Selain itu, menghindari pola hidup yang berisiko terkena TBC, seperti jangan merokok, kelola stres. Komponen kedua, menjaga kebersihan untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar. Sedangkan komponen ketiga, menghindari paparan dengan menghindari kerumunan dan memakai masker.
Medical General Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K menambahkan, kondisi TBC dan malnutrisi memiliki hubungan timbal balik; kondisi malnutrisi menurunkan sistem imun tubuh sehingga meningkatkan risiko terinfeksi kuman TBC sebaliknya penyakit TBC sendiri akan memperburuk status gizi pengidap TBC.
Pasien TBC paru sering kali mengalami penurunan asupan dan status gizi yang diakibatkan karena berbagai faktor. Selain gejala batuk yang membuat pasien lebih sulit saat makan, terapi obat TBC yang mewajibkan pasien meminum obat setiap hari selama berbulan-bulan dapat memengaruhi mood nafsu makan pengidap TBC.
“Kita harus memilih jenis makanan yang memiliki bobot energi yang tinggi, tidak perlu banyak dimakan atau diminum tapi energi atau kalorinya besar karena akan sangat membantu mereka,” jelas dr. Dedy.
Ia menekankan bahwa nutrisi menjadi hal penting yang harus diperhatikan para pengidap TBC dalam menjaga kualitas dan daya tahan tubuh mereka. Brand Representative Pulmosol, Apt. Eric Antonius, M.M., pun sepaham terkait pentingnya faktor nutrisi. Salah satu nutrisi tepat bagi pasien TB dengan gangguan paru ialah Pulmosol, produk inovasi dari Kalbe Farma.
"Pulmosol adalah suplemen nutrisi untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian orang-orang dengan gangguan pernapasan, seperti pasien TBC Paru. Produk ini mengandung 12,5 gram protein, yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu-susu di pasaran lainnya,” Apt. Eric Antonius.
Nutrisi yang satu sachet-nya mengandung 240 Kkal ini juga mengandung zat-zat lainnya, yaitu BCAA (Branched-Chain Amino Acids), omega 3, vitamin D, dan vitamin E. Kandungan tersebut berperan sebagai anti inflamasi dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan gangguan pernapasan.
Selain itu, kata Eric, Pulmosol dapat dijadikan pengganti makanan dengan mengonsumsi enam sachet dalam satu hari, bisa juga sebagai pendamping makanan. Ketika dijadikan pendamping makanan, sesuaikan jumlah kebutuhan kalori harian dengan porsi Pulmosol. (*)
Sentimen: negatif (88.9%)