Sentimen
Positif (76%)
1 Apr 2023 : 01.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya, Madura

Kasus: pengangguran

Peringati Hari Santri, Eri Cahyadi Ingatkan Surabaya dengan Resolusi Jihadnya

1 Apr 2023 : 08.45 Views 3

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

Peringati Hari Santri, Eri Cahyadi Ingatkan Surabaya dengan Resolusi Jihadnya

Surabaya (beritajatim.com) – Peringati Hari Santri, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa kota Pahlawan tidak bisa dilepaskan dari santri karena menjadi tempat resolusi jihadnya.

“Jadi, saya ingin mengingatkan kembali bahwa Surabaya ini tidak bisa dilepaskan dari santri karena resolusi jihadnya,” kata Eri usai upacara hari santri di Balai Kota Surabaya, Sabtu (21/10/2022).

Saat itu, lanjut dia, Presiden Soekarno mendatangi Mbah Kiai Hasyim Asy’ari untuk menanyakan bagaimana hukumnya mempertahankan Kemerdekaan. Menanggapi hal itu, KH Hasyim Asy’ari akhirnya mengeluarkan fatwa berupa resolusi jihad yang kemudian diputuskan dalam rapat para konsul NU se-Jawa Madura.

Resolusi jihad itulah yang kemudian membakar semangat masyarakat Indonesia terutama warga Surabaya dan sekitarnya untuk bertempur melawan penjajah, sehingga terjadilah pertempuran yang sangat luar biasa dan tidak pernah terjadi di daerah lainnya, yaitu pertemuan 10 November 194.

Kala itu, para santri mengangkat senjata, mengangkat bambu runcing untuk mempertahankan Kemerdekaan RI, khususnya di Kota Surabaya. “Dari situlah Surabaya akhirnya menjadi Kota Pahlawan,” tegasnya.

Menurut Eri, jika dulu santri mengangkat bambu runcing untuk memerdekakan Indonesia dari penjajah, maka saat ini dia berharap santri menjadi garda terdepan untuk memerdekakan Surabaya dari kemiskinan, pengangguran, kebodohan dan juga putus sekolah. “Oleh karena itu, saya ingin kumpulkan para santri ini menjadi kekuatan besar yang bernama Majelis Santri Surabaya,” kata Eri.

Ia sangat yakin apabila ulama dan umara bersatu, dan umara tawadu’ kepada para ulama dan kiai, maka cita-cita mulia itu akan bisa tercapai. Hal itu sudah dicontohkan oleh Bung Karno yang meminta restu kepada para ulama ketika mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Kalau santri sudah berada di garda terdepan, ketika pemimpin di Surabaya tawadu’ kepada para ulama, maka saya yakin Surabaya ini bisa menjadi kota yang baldatun toyyibatun warobbun ghafur. Tentunya, makna santri itu sangat luas dan bukan hanya yang ada di pondok. Jadi, saya minta tolong santri yang ada di depan untuk memerdekakan Surabaya dari kemiskinan, pengangguran, kebodohan, dan putus sekolah,” pungkasnya.[asg/kun]

Sentimen: positif (76.2%)