Sentimen
Positif (100%)
30 Mar 2023 : 09.10

Usulan JK Agar Cawapres Anies Berasal dari Jatim Dinilai Menafikan AHY

30 Mar 2023 : 16.10 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Usulan JK Agar Cawapres Anies Berasal dari Jatim Dinilai Menafikan AHY
Jakarta -

Partai NasDem awalnya mengungkap bahwa Wapres ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) mengusulkan nama cawapres Anies Baswedan dengan kriteria tokoh dari Jawa Timur (Jatim). Direktur Politik Parameter Indonesia (PPI) Adi Prayitno memandang bahwa hal ini secara tidak langsung melengserkan posisi Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres Anies di Pilpres 2024.

"Jika mau jujur, usulan sosok cawapres Anies dari Jatim secara terang benderang menafikan posisi AHY yang terus berusaha mencari slot cawapres Anies. Padahal sudah begitu banyak politisi dan kader Demokrat hampir tiap hari muji-muji Anies sebagai sosok perubahan, tapi AHY tak kunjung diumumkan jadi pendamping Anies," ujar Adi saat dihubungi, Rabu (29/3/2023).

Adi mengatakan tokoh Jatim itu tentu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Pernyataan JK katanya hanya mempertegas sejumlah elite NasDem yang sempat menyebut Khofifah masuk dalam radar cawapres Anies.

-

-

"Tidak lain pasti yang dimaksud tokoh Jatim adalah Khofifah. Pernyataan JK itu sebenarnya hanya mempertegas pernyataan sejumlah elite NasDem sebelumnya yang menyebut Khofifah masuk radar cawapres yang bisa mendampingi Anies," ujarnya.

Selanjutnya, Adi menilai Khofifah memiliki dua keunggulan dibanding AHY dan Aher. Pertama, secara teritori Khofifah diyakini bakal bisa menambal kelemahan suara Anies di Jatim dan posisi Khofifah sebagai gubernur dipersepsikan bisa jadi magnet pemilih-pemilih Jatim.

"Kedua, khofifah juga dipersepsikan bisa mengonsolidasi basis pemilih nahdliyin yang selama ini dinilai cukup berjarak dengan Anies. Jika mau ditambahkan, Khofufah bisa juga jadi magnet bagi pemilih perempuan. Tapi variabel ini tak terlampau dominan dua faktor di atas," ujarnya.

NasDem Beberkan JK Usulkan Tokoh Jatim

JK sebelumnya mengaku telah mengusulkan soal nama cawapres kepada Anies Baswedan yang dicapreskan NasDem, Demokrat, dan PKS. NasDem membeberkan JK cenderung mempertimbangkan kriteria tokoh dari Jawa Timur.

"Ya kalau Pak JK itu dia tidak pasti sama lah, kan beberapa kali diskusi dengan beliau. Jadi beliau lebih melihat kepada kebutuhan Mas Anies itu apa," kata Waketum NasDem Ahmad Ali mengawali tanggapannya, Senin (27/3).

Ali mengatakan JK mempertimbangkan sosok-sosok bacawapres yang dapat mengisi lumbung suara Anies yang dianggap masih lemah. Dia menyebut wilayah itu, yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah.

"Nah sekali lagi Pak JK juga pada beberapa kali diskusi beliau kecenderungannya adalah memang memilih wakil yang bisa mengisi kekosongan di wilayah-wilayah di mana Mas Anies itu lemah suaranya," kata Ali.

"Katakanlah, ya, kita tidak bisa tutupi bahwa hari ini Mas Anies itu di Jawa Tengah, Jawa Timur, itu lemah. Nah maka kalau Mas Anies ingin menang kontestasi ya harus menutupi kelemahannya," sambungnya.

Ali menyebut masukan soal cawapres Anies yang diberikan JK itu masih di tahap kriterianya. Dia mengatakan sosok cawapres yang dipertimbangkan harus tokoh dari Jawa Timur.

"Pak JK itu masukan, apa, pokoknya ya kita dari kriteria. Jadi kriterianya kalau kita sih harus orang yang berasal dari wilayah Jawa Timur, tokohnya dari Jawa Timur ya kan," kata Ali.

Pasalnya, lanjut Ali, kedua wilayah itu terdapat banyak penduduk. Dia bahkan pesimistis Anies bisa memenangkan Pilpres 2024 apabila lumbung suara di Jawa Timur tetap lemah.

"Ya kan gini. Kalau orang ingin menang kan, Jawa Timur dan Jawa Tengah itu kan penduduknya banyak sekali. Kalau kemudian itu tidak menjadi pertimbangan saya pesimis Mas Anies bisa jadi pemenang," kata Ali.

Saat ditanya apakah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa masuk dalam nama yang diusulkan JK, Ali enggan menjawab gamblang. Dia menekankan masukan JK dan partainya kepada Anies sekadar kriterianya.

"Ya sekali lagi kalau kita tidak membicarakan nama. Kita bicara tentang kriterianya. Kalau kita bicara nama nanti subjektif. Nanti partai politik yang merumuskan, Mas Anies yang menentukan," kata dia.

(azh/dnu)

Sentimen: positif (100%)