Produk Unggulan dari 226 Desa di Jember
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Jember (beritajatim.com) – Dua belas orang kepala desa baru dari 10 kecamatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, memiliki sejumlah agenda kerja yang harus diperhatikan. Salah satunya menjaga stabilitas ekonomi pada tahun politik.
Dua belas kepala desa itu adalah kepala desa pergantian antarwaktu yang dilantik Bupati Hendy Siswanto, di Pendapa Wahyawibawagraga, Jember, Selasa (25/10/2022). “Waktu mereka hanya tiga tahun. Tahun 2025, mereka diganti. Harapan saya, mereka bisa menyesuaikan karena kita punya dua hal yang perlu penanganan serius dan cepat, yakni masalah ekonomi dan tahun politik tahun depan,” kata Hendy.
Hendy meminta 12 kepala desa itu melakukan percepatan kerja. Para kades yang baru dilantik diminta untuk menangani persoalan gizi buruk, kematian ibu melahirkan, dan kematian bayi.
“Kami sudah membuka kesempatan kepada Pak Kades dan Bu Kades untuk berdiskusi. Problem-problem atau kesulitan apa yang dihadapi, kami akan bantu, baik itu pemerintah kabupaten maupun teman-teman kejaksaan maupun kepolisian,” kata Hendy.
Hendy berharap pembangunan di desa bisa dilaksanakan dalam koridor aturan yang berlaku. “Biar mereka selamat, tidak melanggar hukum,” katanya.
Hendy juga meminta kepada para kepala desa untuk menyukseskan program Satu Desa Satu Produk. “Produk kita banyak sekali. Ribuan. Justru pada 2023 di tengah persaingan ekonomi yang ketat. saya akan mencari satu produk unggulan. Biar yang lainnya ikut. Satu desa satu produk yang hulu hingga hilir selesai: mulai dari izin, produk, pembeli sudah ada. Tinggal genjot. Nanti produk turunan lainnya bisa ikut,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Jember akan membantu promosi. “Media sosialnya kita kuatkan. Kita jual keluar, dan jadi persaingan. Daerah lain pun akan kesulitan menyaingi satu produk istimewa. Kami akan seleksi satu produk desa yang istimewa: boleh tari, seni budaya, hasil pertanian. Apa saja yang paling hebat menurut mereka. Kalau bagus, nanti akan saya jual desa itu menjadi destinasi wisata,” kata Hendy. [wir]
Sentimen: negatif (92.8%)