Sentimen
Piagam KPP Jadi Kemenangan Setengah bagi NasDem dan PKS
Mediaindonesia.com Jenis Media: Nasional
PENGAMAT politik Ray Rangkuti menilai tak ada lompatan dalam Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Menurutnya pertemuan demi pertemuan yang digelar hanya melahirkan hasil yang berputar-putar.
“Itu-itu saja. KPP ini koalisi serba paling. Paling cepat diumumkan, paling rajin rapat, paling banyak sosialisasi capres tapi sekaligus paling bingung dalam konsolidasi,” ungkapnya dalam keterangan tertulis.
Kendati demikian, Direktur Lingkar Madani (Lima) Indonesia itu menilai Piagam KPP mengukuhkan beberapa hal. Pertama, Partai Demokrat terkukuhkan dalam koalisi yang menetapkan Anies Baswedan sebagai capres.
Baca juga: Koalisi Perubahan Pendukung Anies Baswedan Kian Kokoh
“Artinya, Partai Demokrat sudah sulit keluar dari koalisi ini, seturut dengan piagam ini ditetapkan,” terusnya.
Kedua, memberi peluang lebih besar bagi Anies untuk mencari dan menetapkan cawapres pendampingnya.
Baca juga: 5 Kriteria Cawapres yang Diinginkan Anies Baswedan
“Dalam bahasa lain, peluang dan posisi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melemah dan punya potensi besar tidak akan mendampingi Anies sebagai cawapres,” sambungnya.
Ray juga menilai ada peningkatan peluang Khofifah Indar Parawansa sebagai cawapres dalam KPP. Hal itu dengan sendirinya meninggalkan AHY sebagai calon pendamping Anies dalam Pilpres 2024.
“Peluang ini akan makin kuat jika tidak ada pengumuman cawapres koalisi KPP dalam waktu dekat ini. Jika sampai Juni tidak jua ada pengumuman AHY sebagai cawapres Anies, maka peluang Khofifah untuk dipilih makin kuat dan potensial,” lanjutnya.
Ray menjabarkan strategi Partai Demokrat yang masuk terlalu dalam, akan memperlemah daya tawar mereka di tengah koalisi dan akan berimbas besar. Salah satunya melemahnya daya tawar AHY sebagai cawapres dan menurunnya daya elektoral Partai Demokrat secara umum.
“Ini kemenangan setengah bagi NasDem dan PKS,” pungkasnya. (RO/Z-7)
Sentimen: positif (66.7%)