IBU Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi simbol pemerataan pembangunan Indonesia. IKN pun menjadi puncak keseriusan Presiden Joko Widodo yang dinilai telah berhasil menghadirkan pemerataan pembangunan di Tanah Air.  

Di antaranya membangun Sirkuit Mandalika, di Lombok, Nusa Tenggara Barat; Wisata Super Premium Labuan Bajo, di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, hingga Trans Papua.

Dalam seminar yang digelar Forum Milenial Nusantara di Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (25/3), sejumlah pemrasaran menyatakan pembangunan IKN di Kalimantan Timur ditanggapi dengan serius oleh Gubernur Isran Noor. Baginya, keberadaan IKN menjadi pemacu untuk melanjutkan pemerataan pembangunan di Kalimantan Timur.

Seminar bertema “IKN Nusantara Menjadi Simbol Kebangkitan Indonesia" digelar Forum Milenial Nusantara di Kedai Kopi T-Co, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda.

Dialog yang diramaikan dengan keikutsertaan ejumlah mahasiswa, pemuda dan masyarakat umum itu, menghadirkan narasumber Dewi Risnawati, seorang akademisi dan dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman (Unmul); Suryadi, akademisi dari Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda dan founder Sekolah Life Skills, serta A Naelul Abrori, Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Samarinda.

Lebih jauh, para pembicara menyepakati pengesahan UU IKN juga dapat diperingati untuk menjadi refleksi bagi seluruh elemen bangsa guna  mengevaluasi perkembangan yang sudah terjadi di Indonesia. Di antaranya, terkait pembangunan IKN yang rencananya menggunakan konsep forest city atau kota hijau, dikaitkan dengan penerapannya dengan pembangunan yang telah dilaksanakan.

Simbol-simbol IKN, tegas mereka,  dapat diterapkan untuk mengembangkan diri dan mempersiapkan sumber daya manusia di Kalimantan Timur.

Pada kesempatan itu, Pendiri Forum Milenial Nusantara, Husain Firdaush mengungkapkan kegiatan diskusi yang dihadirkannya, bisa menjadi wadah bagi pemuda dan mahasiswa untuk memberikan pemikiran kritisnya.

"Solusi, usulan dan keinginan pemuda serta mahasiswa bisa menjadibahan pertimbangan bagi pemerintah pusat maupun Badan Otorita agar kita tidak hanya menjadi penonton dalam proses pembangunan IKN," tandasnya. (N-2)