Sentimen
Positif (92%)
25 Mar 2023 : 18.39
Partai Terkait
Tokoh Terkait

Bertemu Presiden di Istana, Ketum PBNU Laporkan Hasil Harlah 1 Abad NU

25 Mar 2023 : 18.39 Views 2

Mediaindonesia.com Mediaindonesia.com Jenis Media: Nasional

Bertemu Presiden di Istana, Ketum PBNU Laporkan Hasil Harlah 1 Abad NU

Ketua Umum Pengurus Besar (PBNU) Yahya Cholil Staquf bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/3). Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu melaporkan rangkaian kegiatan Harlah 1 abad NU yang sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu.

Gus Yahya menjelaskan peringatan acara Harlah 1 abad NU bukan hanya menghasilkan landasan bagi perencanaan program-program domestik dalam negeri saja, tetapi juga menghasilkan titik tolak untuk melakukan kegiatan internasional terutama dengan R20. R20 adalah Religion of Twenty 2022) adalah forum para pemimpin agama-agama dan sekte-sekte dengan peserta utama dari negara-negara anggota G20.

Selain R20, terang Gus Yahya, ada pula Muktamar Internasional Fikih Peradaban, yang menjadi agenda internasional PBNU. Kedua-duanya, ujar dia, diarahkan pada upaya perdamaian internasional dengan penguatan internasionalisme dan multilateralisme. Dua pertemuan itu diharapkan menjadi ajang untuk memecahkan masalah berbagai konflik yang ada.

Baca juga: Gus Yahya dan Pesan Strategis NU di Abad ke-2

"Ini dibingkai dalam asumsi kepentingan bersama dari semua pihak dan bukan satu pihak saja," ucapnya pada media seusai bertemu dengan presiden Jokowi.

Dalam memecahkan malasah internasional, Gus Yahya menilai kanal internasional dan multilateral seperti Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) paling utama. Selain PBB, imbuh dia, organisasi internasional lain yakni FIFA dan platform internasional harus diperkuat.

Baca juga: Hadiri Acara Satu Abad NU, Ganjar Disambut Meriah Warga Nahdliyin

"Ini harus diperkuat keberadaannya dengan konsisten ketika kita mengikuti satu platform internasional, ya kita harus konsisten dengan semua norma-norma yang sudah disepakati. Di situ sehingga dengan cara itu kita berada pada posisi moral untuk mengartikulasikan dorongan dan desakan penyelesaian masalah-masalah sebagai kepentingan bersama, bukan hanya kepentingan Indonesia atau kepentingan parsial dari satu pihak tertentu saja tetapi kepentingan universal," paparnya.

(Z-9)

Sentimen: positif (92.8%)