23 Maret 2023 22:01 WIB

Kementerian ESDM menargetkan Indonesia menghasilkan 50.000 unit motor listrik pada tahun 2023 dan 150.000 unit motor listrik pada 2024

JAKARTA, JITUNEWS.COM- Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Diah Nurwitasari mempertanyakan kajian Pemerintah terkait efisiensi dari program Subsidi kendaraan listrik.

Diah mempertanyakan mengenai anggaran yang dibutuhkan terkait program Subsidi kendaraan listrik yang akan dilaksanakan pemerintah.

“Pertanyaan kami adalah, ini anggaran subsidinya dari mana?”, tanya Diah saat Rapat Komisi VII dengan Menteri ESDM, Rabu (21/03/2023).

Arif Wibowo Resmi Pimpin Garuda Indonesia

Politisi PKS ini  juga menanyakan kepada Kementerian ESDM mengenai kajian tentang efisiensi antara menggunakan motor berbahan bakar bensin atau motor berbahan bakar listrik dalam cakupan bahan bakarnya dan juga costnya secara umum.

“Apakah hal ini sudah melalui kajian yg sangat serius? lebih efesien mana? menggunakan bahan bakar listrik atau bahan bakar gas, motor listrik jelas mengurangi polusi tapi jika listrik yg digunakan masih bersumber dari PLTU yang bahan bakarnya juga masih dari Batubara, hal tersebut memiliki plus minusnya sendiri. selanjutnya untuk cost, apakah ini juga sudah melalui kajian yang serius?,” ujar Diah.

Konversi dari motor berbahan bakar bensin menjadi motor listrik akan dinilai sama saja jika listrik yang digunakan masih bersumber dari PLTU. Dimana PLTU masih menggunakan batubara sebagai sumber utamanya.

“Selama ini, sebagian besar listrik yang kita gunakan itu masih bersumber dari PLTU yang dimana bahan bakar PLTU ialah batubara”, ujarnya.

Hal tersebut memunculkan pertanyaan bagi Politisi Perempuan PKS asal Jawa Barat, yakni mengenai efesiensi bahan bakar listrik dan gas, karena keduanya tetap membutuhkan SDA yang dimiliki Indonesia.

Diketahui bahwa Kementerian ESDM menargetkan Indonesia menghasilkan 50.000 unit motor listrik pada tahun 2023 dan 150.000 unit motor listrik pada 2024 mendatang.