Sentimen
Positif (99%)
22 Mar 2023 : 12.21
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19, stunting

Tokoh Terkait
Siti Nadia Tarmizi

Siti Nadia Tarmizi

Kemenkes Gercep Lacak Penderita TBC demi Putuskan Rantai Penyebaran Sejak Dini

22 Mar 2023 : 19.21 Views 3

Indozone.id Indozone.id Jenis Media: News

Kemenkes Gercep Lacak Penderita TBC demi Putuskan Rantai Penyebaran Sejak Dini

INDOZONE.ID - Guna menuntaskan rantai penularan tuberculosis (TBC) sejak dini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan pelacakan kasus aktif hingga ke rumah-rumah penduduk untuk mencari orang yang bergejala.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi berharap langkah pelacakan itu bisa memutus penularan TBC 90 hingga 95 persen.

"Kalau kami bisa temukan TBC lebih dini, minimal 90 hingga 95 persennya kami harap penularan bisa diputus," kata Nadia, dikutip dari ANTARA.

Nadia menegaskan, kasus TBC di Indonesia tergolong masih tinggi, dengan laju temuan kasus rata-rata berkisar 443.235 pada 2021, dan meningkat menjadi 717.941 kasus pada 2022.

Baca juga: IDAI Ungkap TBC Lebih Berbahaya hingga Harus Dilacak seperti COVID-19

Data sementara untuk 2023 berkisar 118.438 kasus, dari angka estimasi kasus di Indonesia mencapai 900 ribu kasus TBC.

Angka tersebut menempatkan Indonesia berada pada posisi kedua kasus TBC terbanyak di dunia berdasarkan data Global TB Report (GTR) 2022.

Selain itu, kasus TBC pada anak juga mengalami peningkatan signifikan, yaitu 42.187 kasus pada 2021 meningkat menjadi 100.726 kasus pada 2022, dan 18.144 kasus pada 2023.

"Upaya kami juga melakukan pemberian pengobatan TBC untuk anak yang mengalami kontak dengan pasien. Kalau dilihat sekarang, kami juga melakukan skrining aktif di rumah-rumah untuk mencari orang dengan gejala batuk, lalu dilakukan pemeriksaan. Jadi tidak menunggu lagi orang datang ke puskesmas," bebernya.

Ilustrasi orang mengidap TBC (Freepik/rawpixel.com)

Kemenkes mengerahkan kader hingga petugas kesehatan di tingkat puskesmas untuk menjangkau pasien TBC hingga ke rumah-rumah.

Baca juga: Gawat! Kasus TBC Anak Naik 200 Persen, Indonesia Peringkat Kedua Terbanyak di Dunia

Nadia menambahkan, kasus TBC di Indonesia sudah menjadi masalah serius sebelum era pandemi COVID-19 melanda.

"Pada saat COVID-19, kami akui agak berkurang fokusnya dalam penanganan TBC. Jangan sampai sekarang COVID-19 sudah bisa tertangani, tapi TBC kemudian menjadi prioritas masalah utama lagi,"  imbuhnya.

Pada agenda pemberian Penghargaan Penanganan Pandemi COVID-19 2023 di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (20/3), Presiden RI Joko Widodo mengingatkan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk mewaspadai kasus TBC.

Presiden berpesan agar upaya penanggulangan sejumlah penyakit di Indonesia ditangani melalui metode gotong royong, sebagaimana yang telah terjalin selama pandemi COVID-19.

"Misalnya TBC, hati-hati. Stunting, peningkatan produksi pangan, penurunan angka kemiskinan, kalau kita bekerjanya seperti dalam penanganan COVID-19, masalah-masalah besar seperti ini sebetulnya sangat cepat bisa kita selesaikan," katanya.

Artikel Menarik Lainnya:

Sentimen: positif (99.1%)