Sentimen
Positif (49%)
13 Mar 2023 : 03.52
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Badung

Kasus: covid-19

Harganya Mahal, Banyak Negara Tak Bisa Beli BBM

13 Mar 2023 : 03.52 Views 7

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Harganya Mahal, Banyak Negara Tak Bisa Beli BBM

Badung, CNBC Indonesia - Dunia kini dihadapkan pada situasi yang sulit, terutama dari sisi energi. Harga yang semakin mahal membuat banyak negara kesulitan untuk mendapatkannya.

Hal ini disampaikan oleh Sri Mulyani, Menteri Keuangan dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV di sela-sela perhelatan KTT G20 di Movenpick, Bali.

-

-

"Krisis energi kita bicara bagaimana menurunkan biaya energi, kita bicara reasonable sehingga banyak negara saat ini cannot afford atau tidak bisa membeli harga energi yang makin mahal," jelasnya.

Situasi ini disebabkan oleh beberapa faktor. Saat pandemi covid-19 melandai, aktivitas ekonomi di berbagai negara kembali meningkat sehingga permintaan terhadap energi lebih tinggi dari sebelumnya. Ini mendorong kenaikan harga energi, baik minyak maupun gas bumi.

Cukup mengejutkan ketika perang Rusia dan Ukraina meletus pada Februari 2022 lalu. Harga minyak yang tadinya cuma naik perlahan di sekitar US$ 60 per barel meloncat sampai US$ 140 per barel. Kini harga minyak dunia masih relatif tinggi.

Foto: Visual Sri Mulyani G20 Indonesia 2022
Visual Sri Mulyani G20 Indonesia 2022

Maka dari itu, kata Sri Mulyani, hal tersebut akan menjadi salah satu pembahasan pimpinan negara di KTT G20 pada 15-16 November mendatang. Bersama dengan hal tersebut, juga akan dibahas persoalan lain, seperti krisi pangan.

"Ini kita membahas di dalam leaders ke depan, menyangkut dampak dari geopolitik seperti terjadinya krisis pangan dan krisis energi ini akan menjadi salah satu fokus bagaimana dunia bisa menangani krisis pangan itu," ujarnya.

"Diindetifikasi negara mana yang memproduksi, negara mana yang kekurangan, bagaimana distribusi logistik dan bagaimana financing itu akan menjadi salah satu deliverables yang konkret," terang Sri Mulyani.

Selain itu, para pimpinan negara juga akan membahas mengenai perubahan iklim, perpajakan dan tekonologi digital.

"Ini salah satu poin yang sangat penting untuk dibahas dan dicarikan solusinya di dalam forum G20 sebagai pelengkap pembahasan di UNFCC atau COP27 yang baru saja terjadi di Egypt jadi banyak hal yang sifatnya sangat kongkret," pungkasnya.


[-]

-

Pimpin FMCBG G20, Sri Mulyani Kenang Eks PM Jepang Shinzo Abe
(mij/mij)

Sentimen: positif (49.9%)