Sentimen
Positif (99%)
11 Mar 2023 : 00.39

Sejak Awal KIB Bergantung Pada Restu Jokowi

11 Mar 2023 : 07.39 Views 3

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Sejak Awal KIB Bergantung Pada Restu Jokowi

AKURAT.CO Perjalanan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) gabungan Golkar, PAN dan PPP kerap diwarnai manuver anggotanya. Bukan Golkar selaku partai terbesar yang bermanuver tetapi duo PAN dan PPP.

Peneliti BRIN, Firman Noor, menilai KIB sejak awal sangat bergantung pada restu Presiden Jokowi. Situasi ini membuat koalisi rentan oleh manuver-manuver anggotanya, seperti yang dilakukan oleh PAN dan PPP. Bukan Golkar selaku nakhoda utama.

“Justru partai kecil yang tidak punya idealisme berpotensi untuk bermanuver. Kalau partai kecil tetapi punya idealisme dia mau di luar, maupun di dalam pemerintahan, tetap memiliki sikap. Tidak oportunis atau pragmatis,” kata Firman, di Jakarta, Kamis (9/3/2023).

baca juga:

Firman menyatakan, hal itu ketika disinggung posisi KIB yang belakangan menjadi sorotan lantaran pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy alias Romy yang meragukan soliditas koalisi. Romy mendalilkan KIB berada dalam situasi rawan lantaran tidak memiliki figur capres.

Golkar diketahui solid mendukung sang ketum Airlangga Hartarto sebagai capres, mengikuti hasil musyawarah nasional (munas). Sedangkan PAN dan PPP kerap menyuarakan figur eksternal untuk diusung sebagai capres seperti Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo dan Erick Thohir.

Menurut Firman, pernyataan Romy ada benarnya. Namun bukan berarti bisa dijadikan indikator untuk KIB bisa bubar. Lagipula, Golkar tidak memiliki figur kuat untuk meyakinkan koalisi terkait pencapresan. Artinya, Golkar juga kesulitan untuk merangkul anggota koalisi yang lain.

“Romy mencoba untuk jujur melihat situasi yang terjadi. Mesin sudah ada, tetapi siapa yang akan menjadi driver masih debatable. Ada yang ke Airlangga, ke Ganjar dan ke mana-mana,” ungkap Firman.

Firman menilai, pernyataan Romy merupakan autokritik yang bisa disikapi oleh KIB untuk lebih menyolidkan koalisi. “Saya kira itu suatu kejujuran saja karena memang KIB belum jelas, dan ada implikasi ke sana (pecah),” kata dia.

Sikap Golkar terkait manuver PAN dan PPP sejauh ini anteng saja. Golkar tetap yakin KIB solid dan tetap mendukung Airlangga sebagai capres. Waketum Golkar Melchias Markus Mekeng menilai pernyataan Romy terlalu prematur.

Sedangkan Waketum PAN Viva Yoga Mauladi menilai Romy tidak tahu situasi internal KIB. “Ya kurang ngopi dan kurang begadanglah,” ungkap Viva.

Wait and See

Firman meyakini sulit bagi PPP berkoalisi dengan PDIP hingga membentuk poros baru. Begitu pula untuk memprediksikan KIB bakal bubar lantaran koalisi dini yang terbentuk tak bisa dipisahkan dari restu Presiden Jokowi.

Dia menilai, semua koalisi baik yang dibentuk oleh partai pro pemerintah maupun yang beroposisi sejatinya masih wait and see. Mencermati situasi dan menunggu pula pergerakan PDIP.

Firman mengatakan, konfigurasi koalisi potensi berubah apabila PDIP sudah menentukan sikap terkait Pemilu 2024 satu paket dengan pasangan capres-cawapres yang bakal diusung. Malahan koalisi Gerindra-PKB boleh jadi merapat duluan dengan PDIP.

“PKB biasanya pada last minute kabur,” selorohnya.

Sedangkan Golkar, kata Firman, hingga kini seperti masih menunggu arahan Presiden Jokowi. Pada sisi lain, anggota koalisi melihat Airlangga bukan preferensi utama.

Dia yakin betul KIB masih solid lantaran faktor Jokowi. “Yang bisa dibaca sementara KIB ini masih bisa terikat karena didukung Jokowi dan mendapat legitimasi untuk mendukung kandidat nantinya,” tuturnya. []

Sentimen: positif (99.6%)